Pemerintah Israel Ancam Arab Saudi Terkait Normalisasi
Pembantaian yang dilakukan oleh Israel di Gaza masih terus berlanjut. Negara Zionis tersebut belum menunjukkan tanda-tanda untuk menghentikan perangnya di wilayah kantong Palestina tersebut. Dalam update terbaru dari Kamis hingga Jumat, beberapa hal penting terjadi. Berikut adalah rangkuman dari CNBC Indonesia.
Korban tewas di Gaza telah mencapai angka 30.000 orang akibat serangan Israel di Jalur Gaza. Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai oleh Hamas mengkonfirmasi jumlah korban tersebut pada Kamis waktu setempat. Selain itu, dilaporkan bahwa warga Gaza juga mengalami kelaparan yang parah karena bantuan tidak dapat tersalurkan dengan lancar akibat terus menerusnya serangan Israel.
Situasi kelaparan ini semakin memburuk ketika warga Gaza yang menunggu bantuan makanan harus menghadapi serangan pasukan Israel. Mereka diserang ketika mencoba mendapatkan bantuan untuk keluarga mereka. Warga Gaza merasa putus asa karena kekurangan makanan dan persediaan medis yang akut.
Selain itu, update terkait gencatan senjata di Gaza juga terus dibahas. Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, memberikan sinyal baru terkait hal ini. Delegasi Israel dan Hamas berada di Qatar untuk membahas kemungkinan gencatan senjata selama 40 hari. Namun, belum ada optimisme yang didapat dari pembicaraan tersebut.
Di sisi lain, kelompok Houthi di Yaman mengatakan mereka hanya akan mempertimbangkan untuk menghentikan serangan rudal dan drone mereka terhadap pelayaran internasional di Laut Merah jika Israel mengakhiri agresinya di Gaza. Hal ini menunjukkan bahwa konflik di Gaza memiliki dampak yang lebih luas di wilayah tersebut.
Selain itu, Palestina dikabarkan akan memiliki perdana menteri baru setelah Mohammad Shtayyeh mengundurkan diri. Mohammad Mustafa merupakan kandidat yang diperkirakan akan menggantikannya. Namun, proses tersebut masih perlu waktu untuk diselesaikan.
Pemerintah Israel juga mengancam Arab Saudi terkait potensi normalisasi hubungan kedua negara. Menteri Energi Israel, Eli Cohen, menekankan bahwa pembentukan negara Palestina seharusnya bukan menjadi prasyarat untuk normalisasi hubungan dengan Arab Saudi. Hal ini menunjukkan adanya keputusan tegas dari pemerintah Israel terkait isu tersebut.
Sebelumnya, upaya normalisasi hubungan antara Arab Saudi dan Israel sempat terjadi pada tahun 2023, namun terhenti akibat konflik antara Israel dan Hamas di Gaza. Saudi mengklarifikasi bahwa sikap mereka terhadap isu Palestina tetap teguh, meskipun adanya desas-desus tentang normalisasi hubungan antara kedua negara tersebut.