Pemahami siapa Ahed Tamimi, Aktivis Perempuan Palestina yang Ditangkap oleh Israel?

by -154 Views
Pemahami siapa Ahed Tamimi, Aktivis Perempuan Palestina yang Ditangkap oleh Israel?

Jakarta, CNBC Indonesia – Pasukan Israel menangkap Ahed Tamimi, seorang aktivis Palestina berusia 22 tahun. Militer Israel mengatakan mereka menangkap Ahed di desa Nabi Saleh, Tepi Barat (West Bank), pada hari Senin waktu setempat.

“(Ahed) diduga menghasut kekerasan dan menyerukan dilakukannya aktivitas teroris,” kata militer Israel, seperti dikutip Reuters, Selasa (7/11/2023).

Ibu Ahed, Nariman Tamimi, mengatakan lebih dari selusin tentara Israel memasuki rumah mereka semalaman dan menangkap putrinya. Ia juga membantah klaim Ahed menghasut kekerasan dan mengatakan bahwa hal itu didasarkan pada postingan palsu di Instagram.

Beberapa media Israel sebelumnya menerbitkan tangkapan layar yang tampak seperti unggahan Instagram oleh sebuah akun dengan nama dan gambar Ahed. Teksnya mengancam akan “membantai” pemukim Israel di Tepi Barat.

Namun, media saat ini tidak dapat menemukan akun Instagram yang memiliki nama pengguna “ahed_tamimi15” atau mengautentikasi gambar tersebut secara independen. Pihak militer tidak memberikan komentar mengenai gambar tersebut.

Siapa Ahed?

Ahed adalah seorang warga Palestina di Tepi Barat. Ia menjadi ikon perlawanan terhadap pendudukan Israel di Palestina yang diakui secara global.

Ia menjadi terkenal pada usia 14 tahun ketika dia terekam menggigit seorang tentara Israel yang mendorong saudara laki-lakinya yang pada saat itu berusia 12 tahun hingga jatuh ke atas batu. Dia kemudian ditangkap pada tahun 2017, saat usianya 16 tahun, karena menampar dan menendang dua tentara Israel yang berada di halaman rumah keluarganya setelah menyuruh mereka pergi.

Ibunya merekam kejadian tersebut dan kemudian videonya menjadi viral. Beberapa hari kemudian, pada malam hari, kamera milik tentara Israel mendokumentasikan tentara memasuki rumahnya, memborgol dan menangkap Ahed.

Dia kemudian diinterogasi, ditahan selama tiga bulan, dan dijatuhi hukuman delapan bulan penjara. Ibunya juga dipenjara tetapi tidak pernah dituntut.

Ahed dibebaskan setelah menjalani delapan bulan sebagai tahanan politik dan mendapat dukungan dari seluruh dunia karena mengangkat isu penindasan yang dialami oleh warga Palestina. Dia baru-baru ini menerbitkan buku berjudul ‘They Call Me a Lioness’.

“Kami berharap generasi ini akan lebih kuat dari kami, dan bisa mengambil alih perjuangan kami dengan kekuatan dan perlawanan yang lebih serius untuk mengakhir pendudukan Israel,” kata ayah Ahed, Bassem Tamimi, yang juga merupakan seorang aktivis Palestina.

Selengkapnya: [Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

WNI Ungkap Situasi Mencekamnya Gaza Dibombardir Israel

(sef/sef)