Krisis Minyak dan Mata Uang: Ancaman Terbesar Bagi Negara

by -14 Views

Menteri Keuangan Iran Diberhentikan karena Inflasi Tinggi dan Penurunan Mata Uang

Parlemen Iran memecat Menteri Ekonomi dan Keuangan Abdelnaser Hemmati karena inflasi yang melonjak dan depresiasi rial pada hari Minggu. Hemmati kalah dalam mosi tidak percaya dengan suara mayoritas anggota parlemen yang hadir. Sebelum pemecatannya, Presiden Masoud Pezeshkian membela Hemmati, namun anggota parlemen dengan marah mengecam kebijakan ekonomi Hemmati yang dinilai memperburuk kondisi ekonomi Iran.

Menteri Hemmati sebelumnya merupakan mantan gubernur bank sentral, namun kebijakannya dinilai menyebabkan kenaikan harga yang menciptakan kesulitan ekonomi bagi warga Iran. Presiden Pezeshkian sebelumnya menjabat dengan upaya untuk memulihkan ekonomi dan mengakhiri sanksi internasional terhadap Iran, namun depresiasi rial semakin meningkat. Sanksi yang dipimpin AS melanda ekonomi Iran, dengan inflasi dua digit dan depresiasi mata uang yang menyulitkan warga setempat.

Sejak tahun 2018, ekonomi Iran telah tertekan oleh inflasi tinggi, pengangguran, dan depresiasi rial, yang melecehkan kehidupan sehari-hari warga Iran. Banyak anggota parlemen menyalahkan kebijakan ekonomi Hemmati atas kondisi ekonomi tersebut. Menurut konstitusi Iran, pemecatan menteri berlaku segera, dengan penunjukan pejabat sementara hingga pemerintah menentukan pengganti Hemmati. Depresiasi rial mencapai rekor tertinggi saat ini, dengan nilai di pasar gelap lebih dari 920.000 terhadap dolar AS.

Kembali mengingatkan perjuangan ekonomi Iran yang dihadapi, dengan kondisi yang semakin memburuk sejak keputusan Amerika Serikat untuk menarik diri dari kesepakatan nuklir penting pada tahun 2015. Dampak dari kebijakan AS tersebut memperparah situasi ekonomi di Iran, dan kondisi tersebut semakin kronis dengan waktu. Tantangan besar berada di depan Iran dalam menghadapi krisis ekonomi yang harus diatasi dengan langkah-langkah tepat agar kesejahteraan warga negara dapat dipulihkan.

Source link