Pemerintah Rusia yang dipimpin oleh Presiden Vladimir Putin memberikan respons terhadap keputusan Ukraina untuk memutus aliran transit gas alam Rusia ke Eropa. Keputusan itu akan memberikan keuntungan bagi Amerika Serikat (AS) namun merugikan sekutu Rusia di Eropa, demikian diungkapkan oleh Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova. Ukraina menolak untuk memperpanjang kontrak dengan Gazprom setelah tahun 2024, yang mengakibatkan pemutusan aliran gas alam Rusia ke negara-negara anggota Uni Eropa (UE) seperti Austria, Hungaria, dan Slovakia. Langkah tersebut juga berdampak pada biaya transit Ukraina yang hampir mencapai US$1 miliar. Zakharova menegaskan bahwa AS adalah pihak yang paling diuntungkan dari redistribusi pasokan energi di Eropa, dan hal ini telah menjadi sorotan dalam krisis Ukraina. Tindakan Ukraina untuk menghentikan aliran gas alam Rusia di tengah konflik dengan Rusia dilekatkan pada upaya AS untuk mengambil keuntungan dari situasi ini. Dampak dari pemutusan pasokan gas terasa dengan lonjakan harga energi di Eropa dan penurunan nilai Euro terhadap Dolar AS. Beberapa negara anggota UE seperti Slowakia dan Polandia bereaksi dengan serius atas blokade transit gas yang dilakukan oleh Ukraina. Meskipun Ukraina merayakan berakhirnya kontrak transit sebagai “peristiwa bersejarah,” dampaknya dirasakan luas di seluruh Eropa.
Putin Respons Ukraina Putus Gas Rusia: Ancaman Malapetaka bagi Eropa?
