Harga beberapa bahan pangan pokok terpantau naik lagi hari ini, Senin (12/2/2024). Bahkan, harga beras kembali mencetak rekor.
Harga beras medium sudah mendekati Rp14.000 per kg dan beras premium nyaris Rp16.000 per kg. Sepekan lalu, (5/2/2024), harga beras premium masih di Rp15.500 per kg dan beras medium di Rp13.620 per kg.
Harga tersebut sudah jauh melampaui harga eceran tertinggi yang ditetapkan pemerintah, berkisar Rp10.900-Rp11.800 per kg medium dan Rp13.900-14.800 per kg premium, tergantung zona masing-masing.
Panel Harga Badan Pangan menunjukkan, hanya harga daging sapi murni, jagung, ikan kembung, dan ikan bandeng yang mengalami penurunan.
Harga daging sapi murni turun Rp500 ke Rp133.950 per kg, harga ikan bandeng turun Rp360 ke Rp36.740 per kg, harga ikan bandeng turun Rp140 ke Rp33.460 per kg, serta harga jagung di tingkat peternak turun Rp90 ke Rp8.530 per kg.
Berikut harga pangan yang naik hari ini, mengutip Panel Harga Badan Pangan (data pukul 13.33 WIB):
– beras medium naik Rp120 ke Rp13.830 per kg
– beras premium naik Rp120 ke Rp15.750 per kg
– bawang merah naik Rp320 ke Rp33.100 per kg
– bawang putih naik Rp190 ke Rp38.530 per kg
– cabai merah keriting naik Rp830 ke Rp53.570 per kg
– cabai rawit merah melonjak Rp1.860 ke Rp46.610 per kg
– daging ayam ras naik Rp320 ke Rp36.100 per kg
– telur ayam naik Rp110 ke Rp28.510 per kg
– gula konsumsi naik Rp100 ke Rp17.530 per kg
– minyak goreng kemasan sederhana naik Rp60 ke Rp17.420 per kg
– minyak goreng curah naik Rp50 ke Rp15.210 per kg
– tepung terigu curah naik Rp50 ke Rp10.590 per kg
– tepung terigu kemasan naik Rp40 ke Rp13.450 per kg
– kedelai biji kering impor naik Rp30 ke Rp13.380 per kg
– ikan tongkol naik Rp730 ke Rp32.300 per kg
– garam harus beryodium naik Rp40 ke Rp11.640 per kg.
“Kami mendapati laporan untuk harga beras medium terkerek di Rp13,500 per kilo sedangkan beras premium sudah menyentuh Rp18.500 per kilo,” kata Sekjen IKAPPI Reynaldi Sarijowan dalam keterangan resmi, Senin (12/2/2024).
“Agar pemerintah berhati-hati dengan lonjakan beras dan sulitnya beras didapati di pasar tradisional. Ini penting karena ini momen politik, musim Pemilu sehingga banyak beras yang di ambil diluar pasar tradisional atau produsen besar. Ini yang harus di jaga oleh pemerintah untuk ke depan,” tukasnya.
