Pemerintahan Presiden Donald Trump telah mengambil langkah besar dalam kebijakan luar negeri dengan menghentikan sementara berbagi intelijen dengan Ukraina. Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari tekanan pada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk segera melakukan pembicaraan damai dengan Rusia. Keputusan ini juga mencerminkan perubahan sikap Trump yang kini lebih lunak terhadap Moskow dibandingkan dengan dukungan kuatnya terhadap Ukraina. Keputusan ini datang setelah Amerika Serikat sebelumnya menghentikan bantuan militer ke Kyiv, yang menimbulkan kekhawatiran akan melemahnya kemampuan Ukraina dalam mempertahankan diri dari serangan rudal Rusia.
Tekanan dari AS tampaknya mulai membuahkan hasil, dengan Zelensky menyatakan kesiapannya untuk bernegosiasi. Direktur CIA John Ratcliffe juga menyatakan bahwa penghentian sementara dalam berbagi intelijen dengan Ukraina akan segera berakhir dan bekerja sama dengan Ukraina untuk menahan agresi yang ada sambil menciptakan kondisi yang lebih baik bagi proses perundingan damai. Pemerintahan Trump telah menghentikan berbagai bentuk dukungan, termasuk data penargetan yang digunakan Ukraina untuk menyerang sasaran Rusia, meskipun ada sumber yang menyatakan bahwa berbagi intelijen hanya sebagian yang dihentikan tanpa rincian lebih lanjut.
Kecaman terhadap keputusan AS ini juga muncul, dengan beberapa anggota parlemen AS mengecamnya sebagai “tindakan keliru” yang menguntungkan Rusia. Namun, di sisi lain, beberapa negara Eropa tetap mendukung Ukraina dan bahkan sedang menyusun rencana perdamaian yang akan diajukan ke AS. Selain itu, dampak penghentian berbagi intelijen AS terhadap Ukraina juga diperdebatkan, dengan beberapa analis menyatakan bahwa hal ini dapat memperburuk situasi di medan perang Ukraina yang masih memiliki sekitar 20% wilayah diduduki oleh pasukan Rusia.
Dengan adanya peningkatan ketegangan dan perubahan dalam kebijakan luar negeri AS, situasi di Ukraina semakin kompleks. Upaya untuk mencapai negosiasi damai pun menjadi fokus utama, dengan harapan penandatanganan kesepakatan mineral sebagai langkah pertama dalam proses tersebut. Sampai saat ini, belum ada tanggapan resmi dari Kedutaan Besar Ukraina di Washington dan Kementerian Luar Negeri Ukraina terkait hal ini.