China mendukung upaya Presiden AS, Donald Trump, untuk mencapai kesepakatan dengan Rusia guna mengakhiri perang di Ukraina. Dukungan ini disampaikan dalam pertemuan G20 di Johannesburg, Afrika Selatan. Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, menyatakan bahwa China mendukung segala bentuk upaya yang berkontribusi pada perdamaian di Ukraina, termasuk konsensus terbaru antara AS dan Rusia. Wang Yi juga menegaskan kesiapan China untuk terlibat secara konstruktif dalam penyelesaian politik krisis tersebut.
Selain itu, Wang Yi tidak mengulangi pernyataan sebelumnya di Konferensi Keamanan Munich terkait partisipasi semua pihak dalam konflik Rusia-Ukraina dalam perundingan perdamaian. Di sisi lain, hubungan antara China dan Rusia terus menguat, dengan perspektif yang lebih luas dan mendalam. Wang Yi bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, di luar pertemuan G20 dan keduanya dijadwalkan untuk bertemu kembali di Moskow untuk pembahasan lebih lanjut.
Perubahan kebijakan AS terkait konflik di Ukraina terjadi sejak Donald Trump menjabat sebagai presiden, di mana Trump telah menghentikan upaya isolasi terhadap Rusia melalui komunikasi langsung dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin. Reaksi Trump terhadap Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, telah menimbulkan beragam tanggapan dari negara-negara G20, seperti Australia, Jerman, dan Inggris.
Pemerintahan Trump telah setuju untuk melakukan lebih banyak pembicaraan dengan Rusia guna mengakhiri konflik di Ukraina setelah pertemuan panjang di Arab Saudi. Meskipun demikian, Rusia tetap mempertahankan tuntutannya, termasuk menegaskan bahwa mereka tidak akan menyetujui keanggotaan Ukraina dalam aliansi NATO. Dukungan China terhadap upaya perdamaian ini menjadi salah satu langkah penting untuk menyelesaikan krisis di Ukraina dan membangun kerja sama antar negara.