Presiden AS, Donald Trump, telah membekukan sebagian besar bantuan asing yang akhirnya memaksa pusat perawatan kesehatan di perbatasan Thailand-Myanmar untuk ditutup. Rencana penutupan ini mengancam puluhan ribu pengungsi dari Myanmar yang mengandalkan klinik tersebut untuk berobat. IRC, yang mendukung klinik tersebut dengan dana dari AS, memerintahkan penutupan fasilitas tersebut pada akhir bulan Januari.
Beberapa pasien telah dipulangkan, termasuk wanita hamil dan pasien yang menggunakan tabung oksigen. Sistem distribusi air dan pembuangan sampah di kamp juga terkena dampak. Kerabat pasien yang dipulangkan kini cemas mencari tabung oksigen. Lebih lanjut, sekitar 50 pasien telah kembali, sementara pasien lain yang sakit parah masih dirawat di rumah sakit setempat.
Gubernur provinsi Tak, Chucheep Pongchai, menyatakan bahwa pasien yang sakit parah akan dipindahkan ke rumah sakit pemerintah setempat. Trump telah menghentikan bantuan pembangunan dari Badan Pembangunan Internasional AS selama 90 hari, hal ini telah mengganggu sektor bantuan global yang mayoritas didanai oleh AS. Belum jelas apa dampak dari keringanan bantuan kemanusiaan yang dikeluarkan oleh Departemen Luar Negeri AS, namun kekhawatiran bahwa kebutuhan perawatan kesehatan dasar para pengungsi tidak akan terpenuhi terus berkembang.