Presiden Rusia Vladimir Putin siap untuk berunding dengan Presiden terpilih AS Donald Trump, dengan kesiapan untuk berdiskusi “kapan saja”. Trump telah menyuarakan keinginan untuk memulai negosiasi, yang menimbulkan kekhawatiran di Ukraina terkait kemungkinan persyaratan perdamaian yang menguntungkan untuk Moskow. Meskipun Trump baru akan resmi memimpin pada 20 Januari 2025, Putin menyatakan kesiapannya untuk memiliki pertemuan dengan Trump. Putin juga menegaskan kesiapannya untuk “negosiasi dan kompromi” dengan Rusia.
Pada sisi lain, kekhawatiran tentang perang dunia 3 muncul setelah Ukraina menggunakan senjata Army Tactical Missile System (ATACMS) dari AS untuk menyerang Rusia, yang menyebabkan Putin mengubah doktrin nuklir Rusia. Putin mengklaim bahwa pasukan Rusia memiliki kendali di medan perang, sementara laporan serangan Rusia di Ukraina timur laut menyebabkan kematian tiga orang. Putin juga mengancam akan menyerang Kyiv dengan rudal balistik hipersonik baru Rusia, Oreshnik, untuk menguji pertahanan udara Barat.
Putin juga memberikan pembaruan terkait ekonomi Rusia, mengakui adanya inflasi tinggi dan kekurangan tenaga kerja akibat konflik. Meskipun mengakui adanya ancaman eksternal dan dampak sanksi Barat terhadap Rusia, Putin menegaskan bahwa situasi ekonomi Rusia stabil. Beliau berharap bank sentral akan mengambil keputusan yang seimbang dalam menghadapi inflasi yang meningkat, dan menyoroti masalah harga makanan seperti mentega dan daging.