Pemerintah Indonesia tengah meningkatkan sistem data ekspor impor, yaitu Indonesia National Single Window (INSW), dengan memperluas cakupan pencatatan barang perdagangan internasional dan produksi dalam negeri. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan bahwa barang yang akan dimasukkan ke dalam sistem INSW memiliki dua fungsi, yaitu untuk industri dan senjata pemusnah massal seperti Nuklir. Proses penguatan INSW ini melibatkan berbagai Kementerian dan Lembaga untuk memperkuat integrasi data perdagangan terutama untuk senjata pemusnah massal. Selain itu, integrasi data barang komoditas juga dilakukan dengan sistem halal dan badan karantina. Airlangga juga membahas tentang pengintegrasian Sistem Informasi Mineral dan Batu Bara serta komoditas kelapa sawit ke dalam INSW. Dengan integrasi sistem ini, diharapkan efisiensi biaya ekonomi di Indonesia akan meningkat, menurunkan biaya logistik dan Incremental Capital Output Ratio (ICOR). Penguatan INSW diharapkan bisa menekan biaya logistik menjadi 8% dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun 2030. Keseluruhan proses ini diharapkan bisa menjadi contoh bagi negara-negara di ASEAN dan Afrika.
“RI Perketat Deteksi Perdagangan Senjata & Nuklir: Temuan Menjanjikan”
