Kenapa Pabrik-Pabrik Mulai Mengurangi Jam Lembur Kerja?

by -195 Views
Kenapa Pabrik-Pabrik Mulai Mengurangi Jam Lembur Kerja?

Pemutusan hubungan kerja (PHK) massal di sektor padat karya bukanlah satu-satunya fenomena menyedihkan di sektor manufaktur di Indonesia saat ini. Belakangan ini, terjadi penurunan bahkan penghapusan jam lembur di banyak pabrik, merupakan pertanda bahwa produksi sedang tidak berjalan lancar.

Fenomena ini terjadi di berbagai sektor industri, termasuk sektor otomotif yang mengalami penurunan penjualan dalam beberapa bulan terakhir. Penjualan mobil sepanjang Januari-Mei 2024 sebanyak 334.969 unit, turun 21% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 423.771 unit.

“Kami biasanya menyesuaikan dengan volume produksi dan permintaan yang melemah di Q-1 tahun 2024 terutama di sektor otomotif,” kata Ketua Bidang Ketenagakerjaan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Bob Azam kepada CNBC Indonesia, Rabu (12/6/2024).

Tidak hanya itu, penjualan dari pabrik ke diler atau wholesales juga turun drastis. Pada Januari-Maret atau kuartal I/2024, penjualan mencapai 215.069 unit, turun 23,9% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 282.601 unit.

Industri otomotif bukan lah satu-satunya yang mengalami penurunan permintaan. Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) bahkan lebih parah, dengan melakukan PHK kepada ribuan orang. Fenomena hilangnya lembur juga mulai terjadi.

“Sektor lain seperti tekstil dan sepatu sudah lebih dulu mengalami itu,” kata Bob.

Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) mencatat, setidaknya ada 13.800 pekerja pabrik TPT yang menjadi korban PHK sejak awal tahun 2024.

PHK tersebut terjadi karena efisiensi perusahaan dan juga akibat dari penutupan pabrik. Menurut Presiden KSPN Ristadi, ini disebabkan oleh penurunan order hingga tidak ada order sama sekali.