Jakarta, CNBC Indonesia- Harga minyak mentah dunia terus menguat mencapai level harga tertinggi baru sepanjang Mei 2024 di tengah peningkatan permintaan China dan Amerika Serikat dan masih memanasnya tensi geopolitik Timur Tengah.
Namun di tengah kenaikan harga minyak mentah dunia, produksi minyak mentah Indonesia justru terus merosot ke kisaran 500 ribu barel per hari (bph).
Praktisi Migas, Andang Bachtiar mengatakan tren turun produksi minyak mentah Indonesia tidak lepas dari ketidakadaan eksplorasi masif dalam 5-10 tahun sebelumnya. Dimana jumlah produksi minyak saat ini merupakan cerminan dari kegiatan eksplorasi 5-10 tahun sebelumnya.
Selain itu Andang juga menyoroti kondisi cadangan migas RI yang didominasi oleh gas sehingga kebijakan energi harusnya diarahkan untuk mendorong utilisasi sektor gas. Oleh karena itu Andang melihat bauran energi RI ‘salah’ karena pemanfaatan minyak lebih banyak dari gas padahal cadangan minyak jauh lebih sedikit.
Seperti apa prospek dan permasalahan sektor migas RI? Selengkapnya simak dialog Syarifah Rahma dengan Direktur TIS Petroleum, Tumbur Parlindungan dan Praktisi Migas, Andang Bachtiar dalam Squawk Box, CNBC Indonesia (Selasa, 17/05/2024)
Saksikan live streaming program-program CNBC Indonesia TV lainnya di sini