Amerika Serikat (AS) kembali melancarkan serangan tambahan terhadap pasukan Houthi Yaman. Langkah ini dilakukan setelah pemerintahan Presiden Joe Biden berjanji untuk melindungi pelayaran di Laut Merah.
“Kapal perusak berpeluru kendali Carney menggunakan rudal Tomahawk dalam serangan lanjutan pada Sabtu pagi waktu setempat untuk menurunkan kemampuan Houthi dalam menyerang kapal maritim, termasuk kapal komersial,” kata Komando Pusat AS dalam sebuah pernyataan di media sosial X, seperti dikutip Reuters, Sabtu (13/1/2024).
Serangan terbaru, yang menurut AS menargetkan situs radar, terjadi sehari setelah puluhan serangan Amerika dan Inggris menyerang fasilitas kelompok yang didukung Iran.
Sebelumnya Biden memperingatkan ia dapat memerintahkan serangan lebih lanjut jika Houthi tidak menghentikan serangan mereka terhadap kapal dagang dan militer di Laut Merah, salah satu jalur perairan paling penting secara ekonomi di dunia.
“Meningkatnya kekhawatiran mengenai meluasnya konflik regional, pesawat tempur, kapal dan kapal selam AS dan Inggris pada Kamis meluncurkan rudal terhadap sasaran di seluruh Yaman yang dikendalikan oleh kelompok Houthi. Kelompok ini sebelumnya melakukan kampanye maritim sebagai dukungan bagi warga Palestina yang diserang oleh Israel sejak Oktober 2023.
Sementara saluran televisi gerakan Houthi, Al-Masirah, melaporkan bahwa AS dan Inggris menargetkan ibu kota Yaman, Sanaa, dengan penggerebekan. Rekaman drone milik media Houthi ini juga menunjukkan ratusan ribu orang di Sanaa meneriakkan slogan-slogan yang mengecam Israel dan AS.
“Serangan Anda terhadap Yaman adalah terorisme,” kata Mohammed Ali al-Houthi, anggota Dewan Politik Tertinggi Houthi. “Amerika Serikat adalah Iblis,” ucapnya.
Kelompok Houthi, yang menguasai Sanaa dan sebagian besar wilayah barat dan utara Yaman, mengatakan lima pejuangnya tewas, namun mereka berjanji akan terus melanjutkan serangan terhadap kapal-kapal regional.
Akibat serangan ini, harga minyak mentah Brent naik lebih dari US$2 pada Jumat di tengah kekhawatiran bahwa pasokan akan terganggu, namun kemudian kehilangan separuh kenaikannya. Biden mengatakan “sangat prihatin” tentang dampak perang di Timur Tengah terhadap harga minyak.
Data pelacakan kapal komersial menunjukkan setidaknya sembilan kapal tanker minyak berhenti atau mengalihkan perhatian dari Laut Merah.
Serangan tersebut terjadi setelah berbulan-bulan penggerebekan oleh pejuang Houthi, yang menaiki kapal yang mereka klaim milik Israel atau menuju Israel. Banyak dari kapal tersebut tidak diketahui hubungannya dengan Israel.