Ekonomi Palestina Hampir Runtuh dengan Hampir 10.000 Korban

by -127 Views
Ekonomi Palestina Hampir Runtuh dengan Hampir 10.000 Korban

Israel telah melakukan serangan bertubi-tubi selama 34 hari berturut-turut di Jalur Gaza, yang menyebabkan bencana kemanusiaan yang semakin membesar di wilayah yang terkepung Palestina. Serangan negara Zionis tersebut telah menewaskan lebih dari 10 ribu orang, dengan sebagian besar adalah anak-anak. Serangan udara Israel di Gaza telah membunuh satu anak setiap 10 menit sejak dimulainya perang pada 7 Oktober lalu. Berikut adalah update terkait situasi panas di wilayah Timur Tengah tersebut.

Jumlah Korban Tewas Hingga Kini: Kementerian Kesehatan Palestina dan Perhimpunan Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) mencatat sebanyak 10.812 korban tewas, termasuk 4.412 anak-anak dan 2.918 wanita, serta 26.905 orang terluka, termasuk 8.663 anak-anak dan 6.327 wanita di Jalur Gaza. Di Tepi Barat, tercatat 183 orang tewas, termasuk 44 anak-anak dan satu wanita, dengan lebih dari 2.400 orang terluka. Layanan medis Israel mencatat setidaknya 1.405 warga Israel tewas dan 5.600 luka-luka. Setidaknya 39 jurnalis telah tewas sejak dimulainya perang Israel-Gaza pada 7 Oktober.

Lebih dari 50% Perumahan di Gaza Rusak: Serangan Israel telah merusak lebih dari 50% unit perumahan di Gaza. Sebanyak 40.000 unit rumah di kawasan yang terkepung itu hancur sepenuhnya akibat serangan tentara Israel. Sekitar 32.000 ton bahan peledak telah dijatuhkan di Gaza sejak dimulainya perang, dengan perkiraan kerugian awal di sektor perumahan dan infrastruktur masing-masing mencapai US$2 miliar atau sekitar Rp31,3 triliun.

Ekonomi Palestina Terjun Bebas: Perang telah berdampak buruk terhadap perekonomian Palestina, di mana Produk Domestik Bruto (PDB) diperkirakan turun sekitar 4,2% selama satu bulan perang, dan perkiraan kerugian ekonomi akan terus meningkat hingga 12,2% PDB atau US$2,5 miliar jika perang berlanjut selama tiga bulan penuh. Sekitar 390.000 pekerjaan telah hilang di seluruh wilayah Palestina, dengan kemiskinan diperkirakan meningkat tajam 20-45%.

Kurangnya Pengunjuk Rasa di Masjid Al-Aqsa: Jamaah yang melaksanakan salat Jumat di Masjid Al-Aqsa melaporkan adanya keterlambatan kehadiran dan terbatasnya pergerakan. Sebelumnya, sekitar 5.000 orang menghadiri salat Jumat, sementara minggu ini hanya 4.000 orang, akibat pembatasan pergerakan oleh pasukan Israel.

Situasi Ngeri di Rumah Sakit al-Rantisi dan al-Shifa: Warga di Rumah Sakit al-Rantisi di Kota Gaza telah mengunggah video di media sosial tentang situasi yang mereka hadapi. Rumah Sakit tersebut dikelilingi oleh tank Israel dari semua arah, dengan ratusan orang terjebak di dalamnya. Selain itu, Rumah Sakit al-Shifa juga dibom oleh Israel, dan WHO menyatakan sebanyak 20 rumah sakit di Gaza kini tidak berfungsi sepenuhnya.

Didesaknya Penyelidikan Serangan Israel: Kepala Hak Asasi Manusia PBB telah mendesak dilakukannya penyelidikan atas penggunaan “senjata peledak berdampak tinggi” oleh Israel di Gaza, dan mengutuk penggunaan senjata semacam itu di wilayah padat penduduk. Sementara Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia juga mengatakan Israel harus segera mengambil tindakan untuk melindungi warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki.

Unjuk Rasa di Inggris: Pengunjuk rasa pro-Palestina telah memblokir pintu masuk ke pabrik BAE Systems di Inggris yang menyerukan diakhirinya penjualan senjata ke Israel. BAE menguji dan merakit peralatan elektronik yang digunakan pada pesawat militer dan sistem pengawasan.

Demikianlah situasi terkini terkait konflik Israel-Gaza yang semakin memanas, yang telah menewaskan ribuan orang dan menyebabkan kerusakan yang parah di wilayah tersebut. Kondisi ini semakin memperburuk bencana kemanusiaan di kawasan tersebut.