Pertemuan Rahasia Amerika & Hamas: Alasan Tanpa Keterlibatan Israel

by -17 Views

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengadakan pertemuan rahasia dengan kelompok milisi Palestina di Gaza, Hamas, untuk membicarakan pembebasan sandera AS dan kemungkinan kesepakatan perdamaian. Pertemuan ini diadakan oleh utusan presiden AS untuk urusan penyanderaan Adam Boehler, yang menandai keterlibatan langsung Amerika dengan Hamas untuk pertama kalinya sejak organisasi tersebut ditetapkan sebagai teroris pada tahun 1997. Pertemuan berlangsung di Doha, Qatar, dan Israel dikabarkan mengetahui tentangnya melalui saluran lain.

Meskipun tidak ada kesepakatan yang dicapai, pembicaraan juga mencakup diskusi tentang pembebasan semua sandera yang tersisa dan pencapaian gencatan senjata jangka panjang. Steve Witkoff, utusan Gedung Putih, berencana bertemu dengan perdana menteri Qatar namun membatalkan perjalanan setelah tidak ada kemajuan dari pihak Hamas. Trump’s approach to the conflict has been different from his predecessor, Joe Biden, as he has directly negotiated with Hamas and even proposed “taking over” Gaza.

Saat ini, 59 sandera masih ditahan oleh Hamas di Gaza, di mana 35 di antaranya telah dikonfirmasi tewas dan intelijen Israel mempercayai 22 sandera masih hidup. Terdapat lima warga Amerika di antara para sandera yang tersisa, termasuk Edan Alexander yang diyakini masih hidup. Gencatan senjata sebelumnya berakhir tanpa perpanjangan, menyebabkan Israel menghentikan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Meskipun Hamas telah menegaskan komitmennya terhadap gencatan senjata, pernyataan Trump memicu kekhawatiran eskalasi konflik. Abu Obaida, juru bicara Brigade Ezzedine al-Qassam, menekankan pentingnya mematuhi perjanjian gencatan senjata untuk mencegah pertumpahan darah. Meski demikian, ia memperingatkan bahwa provokasi apapun bisa mengakibatkan kematian sandera. Meski Hamas tetap berkomitmen pada gencatan senjata, harapan perdamaian masih terus menjadi fokus dalam negosiasi ini.

Source link