Pada tahun 2024, ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,03% (year on year/yoy), sedikit di bawah target pemerintah yang sebesar 5,2%. Meski pertumbuhan ini sedikit melambat dari tahun sebelumnya, yakni sebesar 5,05%, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto tetap menganggapnya solid di tengah kondisi global yang tidak pasti.
Menurut Sri Mulyani, pertumbuhan ekonomi tersebut didorong oleh peningkatan aktivitas investasi dan manufaktur, didukung oleh permintaan domestik yang terjaga serta pemulihan permintaan global. Ia juga menyebut bahwa konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 4,94% pada tahun 2024, mencerminkan stabilitas konsumsi masyarakat yang didukung oleh inflasi terkendali dan peningkatan mobilitas.
Dalam menghadapi tantangan dan dinamika global maupun domestik, Sri Mulyani mengakui peran strategis APBN dalam mempertahankan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun 2024. Menko Perekonomian Airlangga Hartarto juga menilai bahwa ekonomi Indonesia masih solid dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya, dengan pertumbuhan yang lebih tinggi.
Untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 2025, pemerintah telah menyiapkan berbagai kebijakan pendorong ekonomi di tahun 2025. Hal ini termasuk program-stimulus seperti diskon harga tiket pesawat, pelaksanaan HARBOLNAS 2025, EPIC Sales 2025, BINA Diskon 2025, serta diskon tarif tol dan stabilisasi harga pangan.
Airlangga juga mencatat pertumbuhan ekonomi yang solid di wilayah-wilayah seperti Bali Nusra, Kalimantan, Sulawesi, Maluku Papua. Sektor pengolahan industri barang logam menjadi penopang utama di Maluku, Papua, dan Sulawesi, sementara Bali Nusra masih bergantung pada sektor pariwisata. Melalui langkah strategis Presiden, seperti program makanan bergizi gratis dan pengendalian inflasi, diharapkan Indonesia dapat terus memperkuat daya saing ekonominya dalam jangka panjang.