“Janji Pembiayaan Energi Hijau dari AS dan Harapan Bahlil”

by -38 Views

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyoroti kurangnya komitmen pendanaan dari negara-negara maju, terutama terkait dengan pengembangan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) serta percepatan pensiun dini Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Kritik tersebut muncul setelah sebuah lembaga memberikan penilaian negatif terhadap kinerja Kementerian ESDM karena belum adanya kebijakan yang jelas dalam memajukan energi terbarukan dan program pensiun dini PLTU.

Bahlil juga mempertanyakan mengenai janji pendanaan yang selama ini diumumkan oleh lembaga-lembaga pembiayaan namun hingga kini belum ada yang terealisasi di Indonesia. Ia menegaskan pentingnya prioritas untuk meningkatkan ketahanan energi domestik daripada hanya fokus pada peningkatan EBT di dalam negeri. Bahlil menyoroti bahwa penyesuaian program pensiun dini PLTU membutuhkan investasi besar, dan tanpa dukungan dana yang memadai, realisasi program ini akan menjadi sulit.

Dalam acara Beritasatu Outlook 2025, Bahlil menyayangkan kurangnya kontribusi dana dari lembaga donor yang sebelumnya dijanjikan. Ia menegaskan pentingnya proteksi terhadap kebutuhan energi dalam negeri sebelum memikirkan tentang membiayai program seperti pensiun dini PLTU. Bahlil menekankan bahwa jika tidak ada dukungan dana yang memadai, maka upaya untuk memajukan sektor energi dalam negeri akan sulit diwujudkan.