“Cara Pemulihan Sektor Sawit: Permintaan Penting petani untuk Prabowo”

by -35 Views

Belum lama ini, Indonesia berhasil memperoleh kemenangan atas Uni Eropa dalam perselisihan di World Trade Organization (WTO) terkait diskriminasi produk biodiesel. Gugatan yang diajukan oleh Ketua Umum DPP Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO), Gulat Manurung, menunjukkan bahwa minyak sawit bukanlah produk yang memiliki risiko tinggi, seperti yang dianggap sebelumnya (high ILUC-risk).

Menurut APKASINDO, diskriminasi yang dilakukan oleh Amerika Serikat terhadap biodiesel sawit bukanlah hal yang terlepas dari persaingan dagang. Hal ini terkait dengan ketidaksetujuan 27 negara anggota Uni Eropa yang memproduksi minyak nabati seperti kedelai dan rapeseed, karena minyak sawit yang masuk ke Eropa memiliki harga yang lebih murah.

Kemenangan Indonesia dalam kasus ini diharapkan bisa menjadi momentum bagi pemerintah untuk melakukan perbaikan dalam pengelolaan sawit. Hal ini termasuk menyelesaikan klaim terkait kawasan hutan yang sebelumnya telah digunakan untuk kegiatan non-kehutanan agar masalah lingkungan tidak terulang di masa depan.

Tak hanya itu, diperlukan juga evaluasi terhadap regulasi dalam negeri yang masih sering mengaitkan produk sawit Indonesia dengan isu lingkungan. Para pelaku usaha juga mendesak pembentukan badan otoritas khusus untuk mengelola sektor sawit agar tidak ada lagi campur tangan lembaga lain yang kurang bertanggung jawab.

Bagaimana pandangan petani sawit terkait perbaikan tata kelola sawit di Indonesia? Lebih lengkapnya, bisa disimak dalam dialog antara Safrina Nasution dan Gulat Manurung dalam program Squawk Box di CNBC Indonesia pada Jumat, 24 Januari 2025.