“Insiden Tsunami Jakarta: Penemuan Menjanjikan”

by -30 Views

Peneliti dari Pusat Riset Kebencanaan Geologi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Nuraini Rahma Hanifa mengingatkan masyarakat akan potensi bencana gempa Megathrust di wilayah selatan Jawa yang dapat memicu tsunami serupa dengan yang terjadi di Aceh. Risiko tersebut perlu menjadi perhatian serius bagi semua pihak untuk melakukan mitigasi risiko secara efektif. Hasil riset menunjukkan bahwa wilayah Megathrust di selatan Jawa, termasuk Selat Sunda, menyimpan energi tektonik signifikan yang bisa menghasilkan gempa berkekuatan Magnitudo 8,7 hingga 9,1.

Berdasarkan simulasi yang dilakukan oleh BRIN, tsunami akibat gempa tersebut diperkirakan dapat mencapai tinggi gelombang hingga 20 meter di pesisir selatan Jawa, sekitar 3-15 meter di Selat Sunda, dan sekitar 1,8 meter di pesisir utara Jakarta. Mitigasi yang ditekankan oleh BRIN melibatkan pendekatan struktural seperti pembangunan penahan tsunami serta pendekatan non-struktural melalui edukasi masyarakat dan simulasi evakuasi.

Rahma juga menekankan pentingnya retrofitting bangunan di daerah perkotaan seperti Jakarta untuk mengurangi dampak kerusakan akibat gempa. Demikian juga, kawasan industri seperti Cilegon harus mengantisipasi potensi kebakaran akibat gempa dengan penerapan standar keamanan yang ketat. BRIN terus bekerja dengan instansi terkait untuk memperkuat sistem peringatan dini tsunami, terutama di Selat Sunda dan wilayah selatan Jawa.

Melalui penelitian, BRIN menemukan bahwa gempa Megathrust di selatan Jawa memiliki periode ulang sekitar 400-600 tahun dengan kejadian terakhir pada tahun 1699. Hal ini menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran akan potensi bencana di masa depan. Dengan dukungan riset dan teknologi, diharapkan mitigasi bencana dapat dilakukan secara sistematis dan efektif guna mengurangi risiko dan kerugian yang ditimbulkan. Adaptasi, edukasi, dan kolaborasi dianggap kunci dalam mengurangi risiko bencana di Indonesia.