Israel dan kelompok militan Hamas telah mencapai kesepakatan gencatan senjata yang mulai berlaku hari ini. Kesepakatan tersebut disepakati pada hari Minggu, 19 Januari 2025, pukul 08.30 GMT atau 13.30 WIB. Mediasi dari Qatar bertujuan untuk mengakhiri konflik yang berlangsung selama 15 bulan di Gaza. Sejak serangan Hamas pada Oktober 2023, Israel melancarkan aksi genosida yang merenggut ribuan nyawa warga Palestina.
Proses gencatan senjata ini melibatkan pembebasan tahanan Palestina dan tahanan Israel secara saling bertukar. Perjanjian ini akan berlangsung selama 42 hari dengan tujuh tahap. Dalam setiap tahapnya, sejumlah sandera dan tahanan akan dibebaskan.
Hamas setuju untuk membebaskan perempuan dan warga lanjut usia secara prioritas. Tahanan yang dibebaskan termasuk 3 tentara wanita Israel. Selain itu, ada juga daftar tahanan Palestina yang akan dibebaskan, termasuk tokoh-tokoh penting seperti Zakaria Zubeidi dan Khalida Jarar.
Kesepakatan tersebut juga mencakup peningkatan bantuan kemanusiaan di Gaza dan memastikan pengiriman bantuan tanpa hambatan. Israel tetap mengancam akan melakukan serangan lebih lanjut jika perjanjian gencatan senjata tahap kedua mengalami kegagalan.
Perjanjian gencatan senjata ini telah disetujui oleh kabinet Israel serta mendapat dukungan dari Presiden AS, termasuk Donald Trump dan Joe Biden. Kesepakatan mengenai tahap-tahap selanjutnya akan diungkap setelah tahap awal berakhir. Dengan demikian, proses perdamaian di Gaza masih memerlukan perhatian dan upaya dari semua pihak terkait.