Jakarta, CNBC Indonesia – Nasib proyek tol terpanjang ruas Gedebage-Tasikmalaya – Ciamis (Getaci) sepertinya belum akan memiliki kemajuan. Setidaknya demikian jika melihat pengumuman oleh Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) yang dipublikasikan di situs resmi, terkait proses evaluasi calon konsorsium untuk pengerjaan proyek tersebut.
Hasil evaluasi itu mengumumkan, perusahaan/ konsorsium yang mengajukan ikut dalam lelang proyek tersebut tidak lulus.
Proses Prakualifikasi ini sebelumnya digelar secara elektronik alias daring, dengan jadwal pendaftaran dokumen pada jam kerja yakni Pukul 08.00-16.00 WIB mulai Jumat, 20 Oktober 2023 hingga Kamis, 28 Maret 2024. Jadwal ini sebenarnya sudah mengalami beberapa kali diundur. Sebelumnya, batas akhir pengambilan dokumen prakualifikasi proyek jalan tol Getaci ini dijadwalkan pada bulan Janauri 2024, lalu mundur ke 29 Februari, dan kini jadi 28 Maret 2024.
Dengan hasil evaluasi terbaru ini, bukan tak mungkin pengerjaan proyek ini bakal mundur lagi.
Padahal, pemerintah menargetkan, pemenang tender penggarap proyek ini akan ditetapkan pada bulan Agustus 2024 nanti.
Hasil Evaluasi Prakualifikasi
Dalam Pengumuman Hasil Pelelangan Pengusahaan Jalan Tol Gedebage-Tasikmalaya-Ciamis Nomor 24/BPJT/L/GTCM/2024 tersebut mencantumkan hasil evaluasi Dokumen Prakualifikasi Perusahaan/ Konsorsium oleh Panitia Pelelangan Pengusahaan Jalan Tol.
Ada 2 konsorsium yang dievaluasi. Dan, kedua konsorsium itu dinyatakan tidak lulus.
Kedua perusahaan tersebut adalah:
– Konsorsium PT Trans Persada Sejahtera-PT Wiranusantara Bumi : Tidak Lulus
– Konsorsium PT Dayamulia Turangga-PT China State Construction Development Shanghai : Tidak Lulus
“Sesuai dengan ketentuan dalam Dokumen Prakualifikasi (Pasal II.Q.1), Peserta Prakualifikasi yang keberatan atas penetapan hasil prakualifikasi dapat mengajukan sanggahan secara tertulis selambat-lambatnya 5 hari kerja setelah tanggal pengumuman prakualifikasi,” demikian mengutip pengumuman yang diteken oleh Sony Sulaksono Wibowo tersebut.
Pada pengumuman tertanggal 20 Mei 2024 itu, tertulis sebagai Ketua Panitia Pelelangan Pengusahaan Jalan Tol Gedebage-Tasikmalaya-Ciamis.
Calon Tol Terpanjang RI
Seperti diketahui, jalan tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap disebut-sebut sebagai calon tol terpanjang di Indonesia. Dengan panjang direncanakan mencapai total 206,65 km.
Proyek ini dirancang melintasi 2 provinsi, yaitu Jawa Barat (171,40 km) dan Jawa Tengah (35,25 km). Dan, masuk ke dalam Proyek Strategis Nasional sebagaimana tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 109 tahun 2020 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.
Jalan tol ini terbagi atas empat seksi, antara lain:
– Seksi 1 Junction Gedebage-Garut Utara sepanjang 45,20 Km
– Seksi 2 Garut Utara-Tasikmalaya sepanjang 50,32 Km
– Seksi 3 Tasikmalaya-Patimuan sepanjang 76,78 Km
– Seksi 4 Patimuan-Cilacap sepanjang 34,35 Km.
Untuk Seksi 1 dan 2, jadwal pembebasan tanah ditargetkan Januari 2021 hingga Oktober 2022. Sedangkan jadwal konstruksi adalah April 2022 hingga Juni 2024. Proyek ini ditargetkan bisa operasi pada Juli 2024.
Untuk Seksi 3 dan 4, jadwal pembebasan tanah ditargetkan 2026 hingga 2027. Sedangkan jadwal konstruksi adalah April 2027 hingga Juni 2029. Proyek ini ditargetkan bisa operasi pada Juli 2029.
Tender Ulang
Investasi proyek tol ini ditaksir mencapai Rp31,04 triliun dan sempat menarik banyak investor untuk bergabung. Mereka tergabung ke dalam konsorsium yang berisikan perusahaan BUMN dan swasta. Bahkan ada nama-nama perusahaan di balik Konglomerat Martua Sitorus hingga taipan tol Yusuf Hamka.
Namun, beberapa memilih hengkang, termasuk BUMN Waskita Karya. Akibatnya, proyek ini harus melalui pengulangan proses lelang alias tender ulang.
Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian, mengungkapkan alasan akan dilakukan tender ulang ini disebabkan, tidak kunjung terjadi penandatanganan dukungan pembiayaan perbankan (financial close).
“Ditender ulang karena kemarin tidak financial close,” kata Hedy awal Januari 2023 lalu.
Meski ditender ulang, Hedy menjelaskan pembebasan lahan untuk ruas tol ini masih terus berjalan, dengan target penataan sampai Garut. Setelah ada investor baru nanti baru pembangunan tol ini baru akan dilaksanakan.
Adapun imbas pelaksanaan tender ulang ini akan berpengaruh pada penyelesaian proyek, karena proses konstruksi yang mundur. Meski begitu, proses pengadaan tanah untuk proyek ini dikabarkan masih terus berlangsung.