Potensi Bencana Ini Mengintai Indonesia, BMKG Beri Peringatan Dini

by -130 Views

Indonesia, yang dikenal sebagai negara agraris, rupanya juga berpotensi mengalami ancaman pangan. Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, menyatakan bahwa salah satu kerentanan gangguan pangan disebabkan oleh kekurangan air.

Dwikorita menjelaskan bahwa kekeringan terjadi karena adanya kenaikan suhu permukaan bumi. Bahkan, sepanjang tahun 2023, suhu maksimum terpanas berhasil memecahkan rekor berkali-kali. Suhu bulan Juli 2023 bahkan menjadi yang terpanas dalam sejarah.

Menurutnya, sejak tahun 1850-an terjadi kenaikan suhu global yang dipicu oleh perkembangan industri. Lonjakan suhu secara signifikan terjadi menjelang tahun 1980-an.

“Terjadi kenaikan suhu hingga tahun 2023 sebesar kurang lebih 1,2 derajat Celcius dibandingkan di masa sebelum revolusi industri. Dan 8 tahun terakhir ini tercatat merupakan rekor terpanas sepanjang sejarah,” kata Dwikorita.

Akibat lonjakan suhu bumi, terjadi global water hotspot atau kekeringan dengan kekurangan air yang berlangsung secara global. Hal ini menyebabkan kerentanan cukup tinggi terhadap ketahanan pangan.

Dwikorita juga mengungkapkan bahwa konsentrasi CO2 yang diukur di GAW Kototabang meningkat dari sekitar 370 ppm menjadi sekitar 415 ppm. Hal ini mengakibatkan selubung gas rumah kaca di atmosfer yang menghambat terlepasnya radiasi matahari kembali ke angkasa.

Di Indonesia, efek dari perubahan iklim ini diprediksi akan meliputi punahnya es puncak Jayawijaya pada tahun 2025 dan terjadinya cuaca ekstrem yang semakin sering.

Untuk menghadapi perubahan iklim, BMKG melakukan pelatihan adaptasi perubahan iklim, meningkatkan literasi iklim untuk masyarakat, serta memperluas penerapan transformasi energi dari energi fosil ke nonfosil.