Praktisi minyak dan gas bumi (migas), Hadi Ismoyo, menilai implementasi teknologi pengurasan minyak tahap lanjut atau Enhanced Oil Recovery (EOR) di lapangan migas Indonesia masih lambat. Padahal, teknologi ini dianggap penting untuk meningkatkan produksi minyak, terutama di lapangan yang sudah tua.
Hadi menjelaskan bahwa penurunan produksi minyak terjadi karena lapangan-lapangan migas di Indonesia sudah cukup berumur, dan sekitar 60-70% di antaranya adalah lapangan yang sudah tua. Oleh karena itu, Hadi menilai masih ada kesempatan bagi pemerintah untuk meningkatkan produksi minyak nasional dengan menggalakkan kegiatan eksplorasi dan menerapkan teknologi EOR.
Menurut Hadi, teknologi EOR dapat memberikan tambahan produksi minyak sekitar 200-300 ribu barel per hari selama lima tahun ke depan. Selain itu, jika pemerintah mendorong kegiatan eksplorasi secara masif, Indonesia dapat menemukan lapangan-lapangan baru yang dapat meningkatkan produksi secara signifikan.
Namun, Hadi menyayangkan bahwa pemerintah belum menyusun roadmap yang baik terkait dengan eksplorasi dan EOR. Ia berharap pemerintah dapat memberikan perhatian serius terhadap eksplorasi minyak agar produksi minyak nasional dapat terus meningkat.
Saat ini, produksi minyak nasional masih belum menunjukkan tren kenaikan yang positif. Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) per 5 November 2023 menunjukkan bahwa produksi minyak nasional hanya mencapai 586.110 barel per hari (bph), sementara target produksi dalam APBN 2023 adalah 660 ribu bph. Produksi minyak nasional saat ini baru mencapai 89% dari target tahun ini.
Jika melihat ke belakang, produksi minyak nasional saat ini bahkan lebih rendah daripada produksi pada tahun 1968 yang mencapai 599.000 bph. Produksi minyak nasional mencapai puncaknya pada tahun 1977 dengan produksi sebesar 1.685.000 bph, namun kemudian mengalami penurunan secara bertahap.
Dewan Energi Nasional (DEN) juga mengungkapkan bahwa masih terdapat sisa cadangan minyak yang belum dieksploitasi dengan jumlah yang cukup besar, mencapai 40 miliar barel. Untuk mengurangi impor minyak, DEN memiliki beberapa strategi, termasuk penggunaan teknologi EOR dan teknologi lainnya dalam meningkatkan produksi minyak di Indonesia.
Selain itu, pemerintah juga sedang mendorong penggunaan kendaraan listrik di masyarakat untuk menekan impor minyak. Berbagai regulasi yang mendukung pengembangan kendaraan listrik juga telah diterbitkan.