Rusia Mendedahkan Wagner Group sebagai Pemasok Persenjataan Hizbullah

by -147 Views

Keluarga Hizbullah Ikut Terlibat Dalam Perang Israel-Hamas

Kelompok bersenjata Lebanon, Hizbullah, terlibat dalam konflik antara Israel dan Hamas. Hizbullah, yang merupakan sekutu Hamas, ikut menyerbu wilayah Israel Utara dan diduga mendapat bantuan dari kelompok Rusia.

Meskipun hanya merupakan faksi, Hizbullah memiliki kekuatan yang besar karena memiliki persenjataan yang kuat. Bahkan, kelompok ini menggunakan senjata buatan Rusia yang diberikan melalui Presiden Suriah, Bashar Al Assad, yang merupakan sekutu Moskow.

Sumber intelijen Amerika Serikat (AS) mengungkapkan bahwa organisasi tentara bayaran Rusia, Wagner Group, ditugaskan untuk mengirimkan sistem rudal permukaan-ke-udara SA-22 ke Suriah. Namun, belum jelas apakah senjata tersebut sudah terkirim atau masih dalam tahap pengiriman.

AS telah memantau pergerakan sistem rudal tersebut yang dikenal dengan nama Pantsir. Informasi intelijen yang diperoleh menyebutkan bahwa Assad, Wagner, dan Hizbullah telah membahas penerapan sistem tersebut.

Wagner Group diduga telah menyediakan sistem tersebut kepada Hizbullah, dan ini merupakan peran Assad yang belum pernah dilaporkan sebelumnya.

Hizbullah dan Wagner Group telah beroperasi di Suriah selama beberapa tahun, bekerja sama dengan angkatan bersenjata Rusia dan Suriah untuk mendukung rezim Assad dalam melawan oposisi Suriah.

Hizbullah mendapatkan dukungan dari Iran, yang juga merupakan sekutu dekat Assad. Kolaborasi antara Hizbullah dan Wagner di Suriah semakin meningkat.

Potensi Hizbullah memiliki sistem pertahanan udara baru muncul di tengah ketegangan antara Israel dan Hamas di perbatasan utara Israel dengan Lebanon. AS telah memperingatkan Hizbullah dan kelompok lain yang didukung Iran untuk menghindari konflik dan telah menempatkan kapal induk dan pasukan di wilayah tersebut untuk mencegah eskalasi.

Israel telah menargetkan sistem rudal ini di wilayah Suriah sebelumnya dalam serangan terhadap situs militer Iran di negara tersebut.

Komunitas intelijen AS percaya bahwa Iran dan kelompok proksinya sedang menyesuaikan tanggapan mereka terhadap intervensi militer Israel di Gaza untuk menghindari konflik langsung dengan Israel. Namun, Iran tidak memiliki kendali penuh terhadap kelompok-kelompok proksinya, terutama Hizbullah. Para pejabat AS khawatir bahwa politik internal Hizbullah dapat meningkatkan ketegangan.

Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, dijadwalkan akan memberikan pidato penting pada hari Jumat, dan pejabat intelijen AS akan memantau dengan cermat tindakan kelompok tersebut.