Mengucapkan Selamat Tinggal pada Minyak: Energi Rendah Emisi, Pilihan Utama Indonesia

by -176 Views
Mengucapkan Selamat Tinggal pada Minyak: Energi Rendah Emisi, Pilihan Utama Indonesia

Dewan Energi Nasional (DEN) menilai bahwa penggunaan gas bumi secara luas dapat menjadi kunci bagi Indonesia dalam melakukan transisi energi ke Energi Baru Terbarukan (EBT). Hal ini dikarenakan emisi yang dihasilkan dari pembakaran gas bumi lebih rendah dibandingkan dengan energi fosil lainnya seperti minyak dan batu bara.

Sekretaris Jenderal DEN, Djoko Siswanto, menjelaskan bahwa gas merupakan salah satu sumber energi terbaik dalam masa transisi energi ini. Emisi yang dihasilkan dari pembakaran gas lebih rendah sebesar 50% dibandingkan dengan batu bara. Indonesia masih mengekspor gas dalam bentuk LNG (Liquefied Natural Gas) dari Tangguh (Kilang LNG), Donggi Senoro, dan Bontang, serta melalui pipa gas dari Sumatera ke Singapura dan Natuna ke Singapura.

Meskipun demikian, Djoko menyadari bahwa infrastruktur gas di dalam negeri belum terbangun dengan baik. Padahal, optimalisasi penggunaan gas bumi dalam negeri dapat tercapai melalui ketersediaan infrastruktur yang merata. Oleh karena itu, saat ini pemerintah sedang gencar membangun infrastruktur gas di beberapa daerah.

Djoko mengungkapkan bahwa pipa transmisi dari Cirebon ke Semarang dan pipa dari Sei Mangkei ke Dumai telah mendapatkan pendanaan dari APBN. Jika semua pipa tersebut sudah terhubung, maka penggunaan gas secara keseluruhan di Indonesia dapat dilakukan. Djoko juga menyebut bahwa Indonesia masih memiliki 68 cekungan yang belum dieksplorasi, terutama di wilayah timur. Oleh karena itu, eksplorasi gas di cekungan tersebut perlu dilakukan agar dapat memenuhi kebutuhan pasokan gas di Jawa Barat hingga Sumatera.

Dalam transisi energi, gas bumi dianggap sebagai komoditas strategis yang dapat dikembangkan lebih jauh. Indonesia memiliki potensi gas bumi yang melimpah, seperti yang terdapat di proyek Tangguh Train III, Blok Masela, proyek Indonesia Deepwater Development (IDD), dan Blok Andaman II. Namun, untuk memaksimalkan pemanfaatan gas bumi, infrastruktur yang memadai dalam industri gas juga perlu dibangun.

Dalam hal ini, pembangunan proyek pipa gas Cirebon-Semarang (Cisem) dan Dumai-Sei Mangkei diharapkan dapat segera diselesaikan. Dengan demikian, pasokan gas yang berlebih di Jawa Timur dapat digunakan untuk memenuhi kekurangan pasokan gas di Jawa Barat dan Sumatera.

Secara keseluruhan, Dewan Energi Nasional (DEN) memandang bahwa penggunaan gas bumi secara luas dapat menjadi solusi dalam transisi energi ke Energi Baru Terbarukan (EBT). Namun, untuk mencapai hal tersebut, pembangunan infrastruktur gas yang merata di seluruh Indonesia perlu diperhatikan.