Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto, secara terbuka mengungkapkan isu perpanjangan masa jabatan Presiden Joko Widodo alias Jokowi menjadi tiga periode. Hasto mengakui bahwa isu tiga periode tersebut memang ada dan PDIP menolak hal tersebut.
Hasto menyatakan bahwa permintaan tiga periode tersebut datang langsung dari sejumlah petinggi partai. “Jadi saya sendiri mengalami itu. Jadi ketika saya sedang nyekar di Makam Bung Karno, Blitar, tiba-tiba muncul berita salah satu menteri yang mengatakan berdasarkan big datanya, itu ada cukup banyak yang mendorong perpanjangan jabatan atau tiga periode,” kata Hasto setelah menghadiri deklarasi Yenny Wahid yang mendukung Ganjar-Mahfud di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, seperti dikutip dari detikcom, Sabtu (28/10/2023).
Menurut Hasto, sebelum isu tiga periode itu muncul, dirinya sudah bertemu dengan menteri terkait. Hasto juga mengaku mendengar sejumlah ketua umum partai menyebut isu itu sebagai permintaan langsung dari Jokowi. “Sebelumnya saya bertemu dengan menteri tersebut, dan dikonfirmasi bahwa sikap-sikap ketua umum beberapa partai yang menyuarakan itu, saat itu dikatakan ya sebagai permintaan ‘Pak Lurah’, kami mendengar itu,” ungkap Hasto.
Namun, Hasto menegaskan bahwa PDIP dengan tegas tidak menerima permintaan ini karena partai tunduk kepada konstitusi. Dia menambahkan bahwa PDIP tidak ingin ada perpanjangan masa jabatan presiden menjadi tiga periode. “Maka kemudian karena PDIP ini juga lahir dengan semangat untuk membangun demokrasi yang sehat, yang taat pada konstitusi. Maka PDIP bersama rakyat Indonesia memilih tegak lurus pada konstitusi, itu sikap yang diambil oleh PDIP,” ujar Hasto.
Artikel Selanjutnya:
Ganjar Lagi PDKT Cawapres, PDIP Mengungkapkan Sosok Ini.
(haa/haa)