Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo telah mengumpulkan perbankan untuk membahas situasi perekonomian saat ini, yang terdampak oleh tren suku bunga tinggi. Mereka membahas tantangan dan kondisi ekonomi saat ini sebagai pengelola fiskal dan moneter. Diskusi tersebut memfokuskan pada risiko ekonomi dan ketidakpastian global yang disebabkan oleh tren suku bunga tinggi, seperti yang dialami oleh Amerika Serikat dengan kenaikan suku bunga 500 basis poin dalam waktu kurang dari 14 bulan.
Selain itu, konflik geopolitik juga menjadi perhatian dalam diskusi tersebut. Sri Mulyani mengungkapkan bahwa risiko dan ketidakpastian global tersebut berpotensi mempengaruhi nilai tukar, inflasi, dan pertumbuhan ekonomi Indonesia karena volatilitas pasar keuangan dapat berdampak pada sektor riil. Dia menekankan pentingnya perbankan dalam menjaga stabilitas di sektor keuangan dan berhati-hati terhadap setiap risiko yang mungkin terjadi.
Seluruh kebijakan yang diambil bertujuan untuk memulihkan kondisi perekonomian Indonesia yang baik dari dampak pandemi COVID-19. Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia akan terus mengontrol kondisi ekonomi dan sistem keuangan domestik dengan merespons dinamika global baik dari luar maupun dalam negeri. Melalui kerja sama yang baik antara Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, dan perbankan, mereka akan berusaha mengatasi masalah dengan meminimalkan biaya atau konsekuensi negatif lainnya.
[Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo saat mengadakan pertemuan untuk membahas perbankan mengenai tantangan dan lingkungan perekonomian terkini. (Instagram @smindrawati)]
Referensi:
– CNBC Indonesia