Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kembali terjadi. Kali ini dilakukan oleh maskapai penerbangan Delta Airlines di Amerika Serikat (AS).
Ini terjadi karena industri penerbangan sedang menghadapi biaya yang lebih tinggi, seperti biaya bahan bakar dan tenaga kerja. Kondisi industri penerbangan belum juga membaik.
“Dalam pernyataan yang dikutip oleh CNBC International pada Kamis (2/11/2023), Delta mengatakan bahwa mereka belum kembali ke kapasitas penuh,” ujar perusahaan tersebut.
“Kini saatnya untuk menyesuaikan program, anggaran, dan struktur organisasi di seluruh Delta guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan,” tambah manajemen.
“Salah satu bagian dari upaya ini adalah menyesuaikan jumlah staf perusahaan untuk mendukung perubahan ini.”
Perusahaan menyadari bahwa keputusan ini tidak pernah mudah. Namun, manajemen selalu berhati-hati terhadap “keluarga” Delta yang terkena dampaknya.
Delta tidak merinci jumlah pekerjaan yang akan dikurangi, namun mereka mengatakan bahwa pekerja garis depan seperti pilot atau pramugari tidak akan terkena dampaknya.
Sebelum pandemi Covid-19, Delta merupakan maskapai penerbangan terbesar ketiga di dunia dengan 850 pesawat komersial yang dioperasikannya.
Artikel Selanjutnya:
Data Tak Akurat, Staf Menaker Akui Jumlah PHK Lebih Besar
