Pabrik Ambruk dan PHK Terus Berlanjut Menyusul Krisis Bata, Menurut Kemenperin

by -160 Views
Pabrik Ambruk dan PHK Terus Berlanjut Menyusul Krisis Bata, Menurut Kemenperin

Pabrik sepatu Bata di Purwakarta ditutup, menambah daftar pabrik manufaktur yang mengalami kejatuhan satu per satu. Tak hanya industri sepatu, tapi penutupan pabrik juga terjadi di industri tekstil dan produk tekstil. Banyak pabrik di sektor ini melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK), baik dengan merumahkan karyawan terlebih dahulu atau langsung memotong jumlah pekerja atau tidak melanjutkan kontrak kerja.

Menurut Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN), hingga tahun 2023 lalu, sejumlah pabrik sepatu melakukan PHK hingga ribuan pekerja. Misalnya, PT Parkland World Indonesia (PWI) 1 di Kabupaten Serang, Banten, memotong sekitar 5.000 pekerja. Ada juga PT Panarub Industry di Tangerang, Banten, yang memangkas sekitar 1.400 pekerja. Selain itu, PT Nikomas Gemilang melakukan PHK dengan menawarkan pengunduran sukarela kepada sekitar 1.600 pekerja. Pada tahun 2022, Aprisindo mencatat adanya PT Victory Chingluh di Pasar Kemis Kabupaten Tangerang yang memangkas sekitar 5.000 pekerja.

Meskipun begitu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memiliki pandangan lain. Industri ini mengklaim bahwa mereka sedang ekspansif dan berinvestasi. Direktur Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki (ITKAK) Kemenperin, Adie Rochmanto Pandiangan, mengatakan bahwa industri kulit, barang kulit, alas kaki, tekstil, dan pakaian jadi tumbuh positif pada triwulan pertama 2024.

Adie juga optimis bahwa kedua industri ini akan terus bertumbuh, terutama dengan adanya Peraturan Menteri Perdagangan No 36/2023 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor yang kini diubah dengan Permendag No 7/2024. Adie juga menyebutkan bahwa pemerintah harus meningkatkan pengawasan impor barang-barang bekas dan pasar sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Yongki Komaladi, Founder & CEO PT Sumber Kreasi Fumiko, mengatakan bahwa nasib pabrik sepatu lain di Indonesia juga bisa sama dengan Bata, dan industri sepatu skala kecil menengah juga terancam. Pemerintah diharapkan dapat merumuskan penyebab kondisi industri sepatu dan segera mengambil langkah-langkah antisipasi. Menurutnya, pemerintah harus memfasilitasi produk IKM, mengkampanyekan cinta produk lokal, dan memperkuat branding produk lokal.

Presiden KSPN, Ristadi, mengatakan bahwa pasca-PHK di beberapa pabrik sepatu di Indonesia, masih ada karyawan yang bekerja seperti biasa, namun ada penawaran PHK. Saat ini, puluhan pekerja yang tergabung dalam KSPN bekerja di pabrik sepatu, tersebar di Banten, Bandung, dan Jepara.