Perbandingan Data Kemiskinan RI: BPS vs Bank Dunia

by -13 Views

Perbedaan data kemiskinan di Indonesia yang dikeluarkan oleh Bank Dunia dan Badan Pusat Statistik (BPS) telah menarik perhatian publik karena selisihnya yang cukup signifikan. Bank Dunia menggunakan Purchasing Power Parities (PPP) 2021 dalam mengukur garis kemiskinan global, yang sebelumnya menggunakan PPP tahun 2017, seperti yang dipaparkan dalam The International Comparison Program (ICP) edisi Mei 2025. Revisi garis kemiskinan global oleh Bank Dunia mengakibatkan kenaikan jumlah orang miskin di berbagai belahan dunia.

Di sisi lain, BPS mengukur kemiskinan di Indonesia dengan pendekatan Cost of Basic Needs (CBN), yang menghitung kebutuhan minimum untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan non-makanan. Garis kemiskinan dihitung berdasarkan data dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang memberikan gambaran yang lebih akurat tentang kondisi riil masyarakat Indonesia. BPS juga memberikan perhitungan garis kemiskinan secara rinci berdasarkan wilayah, baik provinsi maupun kabupaten/kota, dengan memperhatikan perbedaan harga, standar hidup, dan pola konsumsi di setiap daerah.

Penting untuk memahami bahwa garis kemiskinan yang dihitung oleh Bank Dunia dan BPS memiliki perbedaan dalam metode pengukuran dan konsep, namun keduanya memberikan gambaran yang penting terkait tingkat kemiskinan di Indonesia. Pengetahuan yang tepat tentang data kemiskinan dari sumber yang berbeda dapat membantu pemerintah dan lembaga terkait dalam merencanakan kebijakan yang lebih efektif untuk mengatasi masalah kemiskinan di Tanah Air.

Source link