Mengonsumsi mie instan dicampur nasi telah menjadi kebiasaan umum di masyarakat Indonesia, terutama di kalangan urban dengan rutinitas padat. Namun, kebiasaan ini dibarengi dengan sejumlah risiko kesehatan yang perlu diwaspadai. Beberapa risiko kesehatan yang dapat muncul akibat konsumsi mie instan dicampur nasi antara lain obesitas dan penambahan berat badan karena kandungan karbohidrat tinggi dalam kedua makanan tersebut. Selain itu, gangguan metabolisme dan risiko diabetes tipe 2 juga dapat terjadi karena asupan karbohidrat berlebihan.
Mie instan sendiri mengandung natrium dan lemak jenuh tinggi, sementara nasi putih memiliki indeks glikemik yang tinggi. Kombinasi ini dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, hipertensi, peningkatan kadar kolesterol, dan tekanan darah. Kekurangan nutrisi penting juga dapat terjadi karena keduanya rendah protein, vitamin, dan mineral. Bahkan, konsumsi mie instan dalam jumlah berlebihan juga dapat meningkatkan risiko terkena kanker karena kandungan bahan pengawet dan pewarna yang berpotensi karsinogenik.
Para ahli menyarankan untuk membatasi konsumsi mie instan dicampur nasi dan menggantinya dengan pola makan yang lebih seimbang. Dengan menambahkan sumber protein seperti telur, ayam, atau tahu serta sayuran seperti bayam atau wortel, dapat meningkatkan kualitas gizi dalam makanan. Dengan pemahaman akan risiko kesehatan yang terkait, diharapkan masyarakat dapat membuat pilihan makanan yang lebih sehat untuk menjaga keseimbangan gizi dan mencegah gangguan kesehatan di masa depan.