Presiden Prabowo Subianto menarik perhatian publik dengan kebijakannya terkait efisiensi anggaran. Dalam sebuah wawancara dengan enam jurnalis senior di kediamannya di Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Presiden Prabowo menyampaikan pentingnya pengalihan dana untuk tujuan yang lebih efektif. Menurutnya, penghematan dilakukan dengan cermat untuk mencegah korupsi, baik yang berskala kecil maupun besar.
Salah satu contoh yang ia kemukakan adalah pengiriman Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dan Menteri Keuangan, Sri Mulyani untuk mewakili Indonesia di G20 yang merupakan perjalanan dinas yang diperlukan. Namun, Prabowo juga menyoroti perjalanan yang dianggapnya sebagai studi banding yang seharusnya bisa dihindari untuk menghemat anggaran sebesar Rp 22 triliun.
Prabowo juga menyampaikan kritik terhadap seremonial yang kerap dilakukan oleh kementerian dan lembaga pemerintah. Menyadari potensi penghematan anggaran, Prabowo berharap bahwa mindset terkait pengeluaran negara yang tidak efisien sudah mulai berubah. Ia mencontohkan acara ulang tahun Korps Pasukan Khusus (Kopassus) yang dijalankan sederhana tanpa kegiatan berlebihan.
Dengan adanya perubahan sikap dan kebiasaan tersebut, Prabowo yakin bahwa banyak kegiatan yang sebelumnya memakan anggaran berlebihan dapat dihemat. Transformasi ini penting untuk mencapai efisiensi penggunaan anggaran negara yang akhirnya akan membantu masyarakat Indonesia secara keseluruhan.