Senjata RI dalam Perang Dagang 2.0 Trump: Analisis Bos Kadin

by -14 Views

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Bakrie, yakin pintu negosiasi dengan Presiden Donald Trump terkait penerapan tarif resiprokal AS terhadap Indonesia masih terbuka lebar. Bakrie menegaskan dukungannya terhadap rencana pemerintah untuk melakukan negosiasi langsung dengan AS dalam hal ini. Dia meyakini ada peluang bagi Indonesia untuk mempertahankan hubungan bilateral yang baik dengan AS, yang merupakan mitra dagang penting. AS memiliki kebutuhan akan pasar untuk peralatan pertahanan, pesawat terbang, dan LNG, yang bisa menjadi bahan negosiasi menggunakan produk ekspor unggulan Indonesia.

Pendekatan AS dengan Inflation Reduction Act (IRA) atau UU Penurunan Inflasi secara khusus bertujuan untuk menurunkan inflasi dan mendorong transisi ke energi bersih, seperti kendaraan listrik dan energi terbarukan, yang memberikan insentif besar-besaran. Selain itu, AS dapat memberikan subsidi untuk impor produk olahan, seperti nikel dan mineral dari Indonesia, asalkan sesuai dengan standar lingkungan dan ketenagakerjaan. Hal ini menjadi mungkin melalui perjanjian critical minerals dengan AS.

Bakrie juga melihat perlunya negosiasi perdagangan yang lebih selektif dengan AS, dengan fokus pada industri padat karya dari hulu hingga hilir. Selain itu, Indonesia perlu memperluas pasar ekspornya ke wilayah baru seperti Asia Tengah, Turki, Eropa, Afrika, dan Amerika Latin. Di tengah klaim Presiden Trump yang memberlakukan tarif hingga 64% terhadap produk impor, Indonesia dianggap telah meningkatkan tarif secara progresif selama 10 tahun terakhir, terutama pada barang yang bersaing dengan produk dalam negeri AS.

Dalam menanggapi dasar pengenaan tarif hingga 32% atas impor Indonesia, Bakrie menilai pentingnya adanya klarifikasi menyeluruh terhadap tuduhan AS. Kadin mendukung langkah Pemerintah Indonesia dalam menindaklanjuti laporan NTE yang dikeluarkan oleh US Trade Representative. Bakrie menyoroti perlunya pembentukan tim untuk klarifikasi dan negosiasi guna merespons tuntutan dari AS.

Source link