Berita terkini dari Jakarta, dilaporkan oleh CNBC Indonesia bahwa Rusia menolak efektif proposal gencatan senjata yang didukung oleh Amerika Serikat. Keputusan ini diambil setelah Kyiv melaporkan serangkaian aksi serangan terhadap infrastruktur sipil, hanya beberapa jam setelah Moskow berjanji untuk menghentikan serangan terhadap fasilitas energi selama 30 hari. Ledakan dan sirene serangan udara terdengar di Ukraina sesaat setelah Presiden AS, Donald Trump, dan Presiden Rusia, Vladimir Putin berkomunikasi. Rusia hanya setuju untuk gencatan senjata sektor energi sementara karena menunggu tindakan dari AS untuk menghentikan bantuan militer dan intelijen Barat ke Ukraina.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengungkapkan keraguan akan keberhasilan gencatan senjata, terutama setelah serangan terhadap infrastruktur sipil seperti rumah sakit di Sumy oleh Rusia. Warga Ukraina, seperti Lev Sholoudko, mengekspresikan ketidakpercayaan terhadap Putin dan kekhawatiran akan kekerasan yang terus terjadi. Sementara di wilayah dekat perbatasan, Rusia melaporkan serangan pesawat nirawak Ukraina yang terdeteksi dan mengakibatkan kebakaran di depot minyak.
Selain kesepakatan untuk menghentikan serangan di sektor energi Ukraina, Moskow dan Kyiv juga akan menukar tahanan pada hari Rabu. Trump, setelah pembicaraan dengan Putin, menegaskan komitmennya untuk mencapai gencatan senjata penuh dan mengakhiri konflik antara Rusia dan Ukraina. Namun, masih terdapat rincian termasuk negosiasi gencatan senjata maritim untuk Laut Hitam yang harus diselesaikan sebelum perdamaian benar-benar tercapai.
Tak hanya itu, sejak invasi Rusia ke Ukraina tahun 2014, situasi geopolitik semakin kompleks. Washington menekankan bahwa Ukraina kemungkinan harus melakukan konsesi wilayah dalam kesepakatan dengan Rusia. Selain itu, Kanselir Jerman dan Presiden Prancis berjanji terus memberikan bantuan militer ke Ukraina. Namun, di garis depan konflik, para prajurit Ukraina tetap ragu akan kemungkinan perdamaian segera tercapai, terutama dalam hal kepercayaan terhadap Rusia.
Sejauh ini, upaya gencatan senjata dan perdamaian masih menyisakan banyak tantangan dan keraguan di kalangan masyarakat, baik di Ukraina maupun di negara-negara Eropa dan AS. Hal ini menunjukkan bahwa jalan menuju perdamaian sejati masih jauh, dan kerja sama semua pihak sangat diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.