Setelah 75 Tahun Lebih Merdeka, Kita Belum Sejahtera

by -88 Views
Setelah 75 Tahun Lebih Merdeka, Kita Belum Sejahtera

Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam dan manusia yang melimpah, namun sebagian besar penduduk Indonesia masih hidup dalam kondisi kemiskinan. Saya menyebut kondisi ini sebagai Paradoks Indonesia. Ketika kita membandingkan pencapaian ekonomi Indonesia dalam 30 tahun terakhir dengan negara lain seperti Tiongkok dan Singapura, kita melihat bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia jauh lebih lambat.

Tiongkok, sebagai contoh, mampu meningkatkan ekonominya sebanyak 46 kali lipat dalam periode yang sama, sedangkan pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya sebanyak 13 kali lipat. Hal ini disebabkan oleh prinsip-prinsip state capitalism yang diterapkan oleh Tiongkok, di mana semua cabang produksi penting dan sumber daya alam dikuasai oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Di Indonesia, kita cenderung menyerahkan pengelolaan ekonomi kepada mekanisme pasar, sehingga tidak menjalankan Pasal 33 UUD 1945 secara sungguh-sungguh.

Saat ini, ekonomi Indonesia terperangkap dalam sistim oligarki, di mana kekuatan ekonomi negara dikuasai oleh segelintir orang kaya. Hal ini mengakibatkan ketidakadilan dalam distribusi kekayaan, di mana 1% orang terkaya menguasai 36% kekayaan Indonesia. Keputusan politik yang tepat sangat menentukan apakah rakyat Indonesia akan hidup dalam kemakmuran atau kemiskinan.

Untuk mengatasi paradoks ini, kita perlu memimpin negara dengan kebijakan ekonomi yang tepat. Kita harus mengelola kekayaan negara dengan baik melalui keputusan politik yang cerdas. Saya percaya bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi negara besar dan sejahtera. Kita harus bangkit dari paradoks ini dan menjadi bangsa pemenang, bukan bangsa pengalah.

Saya optimis bahwa dengan kepemimpinan yang bijaksana, kita dapat mengubah paradoks Indonesia menjadi sejarah bangsa yang gemilang. Kita tidak boleh hanya puas menjadi negara menengah, kita harus bertekad untuk mencapai pertumbuhan ekonomi dua digit agar dapat keluar dari perangkap negara menengah. Itulah tantangan besar yang harus kita hadapi sebagai bangsa. Ini adalah masa depan kita, masa depan Indonesia yang harus kita perjuangkan bersama.

Source link