Jokowi Meminta Pengembangan PLTS Terapung di Cirata Ditingkatkan Menjadi 500 MWp

by -119 Views

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meminta Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata bisa ditingkatkan menjadi 500 Mega Watt peak (MWp). Yang mana pada saat ini PLTS tersebut memliki kapasitas produksi listrik sebesar 192 MWp. Jokowi mengatakan proyek yang termasuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) tersebut harus ditingkatkan produksi listriknya menjadi 500 MWp bekerja sama antara subholding PT PLN (Persero) yakni PLN Nusantara Power bersama dengan Masdar, perusahaan asal Uni Emirat Arab (UAE). “(PLTS Terapung Cirata) yang terbesar di Asia Tenggara. Saya kira setelah memulai ini, tadi saya sudah berbicara juga dengan Menteri Dr. Tani dari UAE, bahwa ini akan ditingkatkan lagi mungkin di angka kurang lebih 500 MW,” jelas Jokowi di sela acara peresmian PLTS Terapug Cirata, Purwakarta, Kamis (9/11/2023).

Jokowi berharap melalui proyek ini, Indonesia bisa memiliki lebih banyak proyek energi baru terbarukan (EBT) yang akan dibangun dalam negeri. “Kita harapkan akan semakin banyak energi terbarukan yang dibangun di negara kita, Indonesia, baik itu tenaga surya, hidropower, kemudian geothermal, kemudian tenaga angin,” tambahnya. Adapun, Jokowi menyebutkan jika Indonesia terus konsisten untuk mengembangkan EBT dalam negeri maka akan sangat baik untuk Indonesia ke depannya. “Saya kira kalau terus secara konsisten kita laksanakan seperti ini akan sangat baik,” tandas Jokowi. Seperti diketahui, pembangkit tenaga surya ini berlokasi di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, dengan kapasitas 145 MWac atau setara dengan 192 MWp.

PLTS ini memiliki luas 200 hektare, yang dibangun di atas Waduk Cirata yang berlokasi di tiga Kabupaten Jawa Barat, yakni Purwakarta, Cianjur, dan Bandung Barat. Pembangunan proyek ini sudah berjalan kurang-lebih selama tiga tahun. Adapun, PLTS tersebut akan memberikan kontribusi terhadap target netral emisi karbon atau Net Zero Emission (NZE) sebesar 245 GWh/Tahun Energi Hijau dan 214.000 Ton reduksi CO2/Tahun. Selain itu, PLTS terapung yang akan menjadi yang terbesar se ASEAN tersebut memiliki tarif kompetitif US$ 5,8 cent/kWh. Dalam pembangunannya melibatkan komunitas lokal sebanyak kurang lebih 1.400 pekerja dari komunitas lokal sekitar proyek dan UMKM.