Pemerintah mengakui bahwa produksi minyak bumi di dalam negeri terus mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh sumur-sumur minyak di Indonesia yang sudah tua. Hingga bulan September 2023, produksi minyak sebesar 608,6 ribu barel per hari. Namun, pada tanggal 31 Oktober 2023, produksi minyak turun menjadi 582,69 ribu barel per hari.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, menjelaskan bahwa sumur-sumur minyak di Indonesia sudah tua, sehingga rasio air lebih besar dibandingkan minyak saat diproduksi. Saat ini, pemerintah sedang berusaha mempertahankan produksi minyak harian dalam negeri dengan memaksimalkan sumur-sumur tua melalui pengeboran yang lebih dalam. Salah satu upaya yang dilakukan adalah menambah produksi dari sumur minyak non konvensional di Gulamo.
Namun, praktisi minyak dan gas bumi (migas) Hadi Ismoyo mengatakan bahwa berat untuk mencapai target produksi minyak tahun ini. Target lifting minyak tahun ini sebesar 660 ribu barel per hari, namun diproyeksikan akan di bawah 620 ribu barel per hari. Hadi juga menyoroti beberapa tantangan yang harus dihadapi, seperti melakukan upaya eksplorasi di cekungan baru, mengembangkan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR) dan Existing Production with Low Decline Management secara masif, serta memiliki SDM yang berpengalaman dan berjiwa explorationist.
Selain itu, diperlukan juga investasi yang cukup untuk kegiatan eksplorasi. Seluruh pihak, termasuk SKK Migas dan para kontraktor KKKS, harus bekerja sama untuk meningkatkan produksi minyak.