Bulog Memperoleh Kontrak Impor Beras sebanyak 1 Juta Ton dari 4 Negara

by -321 Views
Bulog Memperoleh Kontrak Impor Beras sebanyak 1 Juta Ton dari 4 Negara

Perum Bulog mengumumkan bahwa mereka telah mendapatkan kontrak pengadaan beras dari beberapa negara. Kontrak ini mencakup impor beras sebanyak 1,5 juta ton. Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Perum Bulog, Mokhamad Suyamto, mengatakan bahwa mereka telah mengontrak negara-negara seperti Thailand, Vietnam, Pakistan, dan Myanmar. Mereka juga tengah menjajaki kontrak dengan India, Kamboja, dan negara lain yang memenuhi persyaratan.

Pada tanggal 9 Oktober 2023, pemerintah telah mengumumkan rencana penambahan kuota impor beras yang ditugaskan kepada Bulog. Setelah menugaskan impor sebanyak 2 juta ton tahun ini, pemerintah menambah penugasan baru sebanyak 1,5 juta ton beras. Dengan demikian, Bulog mendapatkan penugasan impor sebanyak 3,5 juta ton pada tahun 2023.

Saat ini, Bulog memiliki stok beras sebanyak 1,45 juta ton. Dengan tambahan penugasan impor baru dari pemerintah, stok beras Bulog akan semakin kuat untuk memenuhi kebutuhan penyaluran sampai tahun depan dan menjaga stabilitas harga beras di masyarakat.

Mokhamad Suyamto meminta agar masyarakat tidak panik meskipun terjadi kenaikan harga beras. Ia menyebut bahwa kenaikan harga saat ini adalah efek dari fenomena iklim El Nino. Bulog akan terus memantau situasi ini agar tetap terkendali, dan pemerintah melalui Bulog menjamin ketersediaan beras dengan harga terjangkau bagi masyarakat.

Selama ini, Bulog juga telah mendistribusikan beras operasi pasar atau Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di seluruh Indonesia sebanyak 885 ribu ton. Kegiatan ini akan terus berlanjut sampai harga stabil. Selain itu, Bulog juga sedang mendistribusikan Beras Bantuan Pangan untuk bulan September, Oktober, dan November sebanyak 641 ribu ton kepada masyarakat kurang mampu di seluruh Indonesia.

Menurut Badan Pangan Nasional (Bapanas), estimasi stok beras pada akhir Desember 2023 nanti adalah 7,85 juta ton. Dengan asumsi konsumsi nasional sebanyak 30,61 juta ton atau sekitar 2,55 juta ton per bulan, maka akan ada stok akhir lebih dari 7 juta ton.