Harga Beras di Indonesia Makin Mahal, Dapat Turun Tahun Ini?

by -55 Views
Harga Beras di Indonesia Makin Mahal, Dapat Turun Tahun Ini?

Selama setahun terakhir, harga beras terus mengalami kenaikan tinggi, bahkan kenaikan harga beras di tahun 2023 nyaris 20% dibandingkan dengan harga sebelumnya. Lantas, apakah harga beras bisa kembali turun hingga ke level Rp10.000 per kg atau Rp 11.000 per kg untuk beras medium?

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menilai, jika harga beras kembali turun ke level Rp10.000 per kg untuk beras medium, maka petani akan menangis, karena otomatis harga gabah akan tertekan ke bawah lagi. Menurutnya, dengan harga beras yang ada saat ini petani sedang berbahagia, karena setidaknya para petani bisa bernafas sejenak dengan harga gabah yang tidak ditekan murah.

“Kalau diharapkan kembali ke Rp10.000 (per kg) kasihan petaninya. Jadi ya udahlah Kenapa sih maunya (turun), katanya sekarang lagi sudah baik kenapa ditekan lagi? kasihan. Karena harga beras itu ya apa kata harga gabah. Kalau harga gabahnya ditekan.. harga beras mau Rp10.000 berarti harga gabahnya harus dibawah Rp5.000,” kata Arief kepada CNBC Indonesia, Jumat (5/1/2024).

Menurut Arief, kebijakan terkait harga beras dan gabah harus seimbang antara hulu dengan hilir.

“Makanya Pak Presiden bilang harga yang wajar di tingkat produsen, harga yang wajar di tingkat pedagang, dan harga yang wajar di tingkat konsumen, kan itu maksudnya,” ujarnya.

“Nah sekarang yang di petaninya (harga gabah) Rp7.000 mereka bisa nafas sedikit, kemudian harga di hilirnya agak tinggi. Namun sekarang yang 22 juta KPM (keluarga penerima manfaat) yang paling memerlukan itu sudah di-cover 10 kg. Sudah benar belum treatment nya? Atau ada masukan lagi yang lain. Ini lagi El Nino nih, produksinya lagi rendah, ada nggak mekanisme lain selain itu, kalau ada tolong kasih tahu,” tambah Arief.

Arief mengatakan, dengan biaya produksi tanam padi, harga pupuk, biaya input yang naik, ditambah currency rate juga yang sekarang ini tinggi, maka menjadi tidak mungkin untuk harga beras bisa turun ke level Rp10.000 per kg tanpa adanya subsidi dari pemerintah.

“Sekarang biaya tanam naik, pupuk naik, biaya input naik, terus mau kembali ke Rp10.000 (per kg) rumusnya gimana?” jelasnya.

Menurut Arief, harga beras bisa kembali turun ke level Rp10.000 per kg memungkinkan apabila nilai tukar rupiah menguat di Rp13.000-Rp13.500US$ seperti sebelumnya, dan memungkinkan jika perang antara Rusia dan Ukraina berangsur pulih.

“Memungkinkan bila.. Kan begitu ada catatannya. Bila harga dolar currency rate nya kayak dulu Rp13.000-Rp13.500/US$ sekarang sudah Rp15.500/US$. Memungkinkan bila perang di Ukraina dan Rusia berangsur pulih,” tukasnya.

“Kemungkinannya itu under control kita atau bukan? Kalau bukan gimana cara kita membuat harga beras turun. Mau disubsidi lagi? Bisa saja subsidi, tapi nanti kan harus lihat keuangan negaranya begitu,” lanjut Arief.