Pemborosan Makanan di Indonesia Mencapai Rp500 Triliun per Tahun, Dapat Memajukan Industri Komoditas Nasional

by -163 Views

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo mengungkapkan bahwa pemborosan makanan di Indonesia setiap tahun mencapai Rp 500 triliun. Menurutnya, jumlah makanan yang terbuang tersebut sebenarnya bisa digunakan untuk membangun Ibu Kota Nusantara.

Arief menyampaikan hal ini dalam acara Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi di Kementerian Dalam Negeri. Dia menjelaskan bahwa 17% pemborosan pangan terjadi ketika makanan sudah sampai di meja makan, sementara 14% terjadi pasca-panen. Jadi, totalnya mencapai 31%.

Bapanas memperkirakan bahwa jumlah makanan yang terbuang setiap tahunnya mencapai 23-48 juta ton. Jumlah tersebut dianggap setara dengan kerugian ekonomi sebesar Rp 213-551 triliun. Selain itu, makanan yang terbuang tersebut bisa memberi makan untuk 61 juta-125 juta penduduk.

Untuk mengatasi pemborosan makanan ini, Bapanas mengingatkan masyarakat agar bijak dalam berbelanja makanan agar tidak terbuang sia-sia. Arief Prasetyo menekankan bahwa jika masyarakat mampu menghemat makanan, maka jumlah uang yang bisa diselamatkan sangatlah besar. Dia menyebut bahwa jumlah pemborosan tersebut hampir sama dengan biaya membangun Ibu Kota Nusantara.

Dengan demikian, perlu adanya kesadaran dan upaya bersama dari semua pihak untuk mengurangi pemborosan makanan di Indonesia. Hal ini tidak hanya akan memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga akan berdampak positif pada ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat.