Langkah-langkah yang diambil sebagai bagian dari perjanjian perdagangan antara AS dan China telah menjadi sorotan, dimana pertukaran logam tanah jarang dan teknologi canggih menjadi fokus utama. Sementara itu, data ketenagakerjaan AS yang positif menunjukkan penambahan lebih dari 147.000 pekerjaan pada bulan Juni 2025, dengan tingkat pengangguran yang menurun tak terduga menjadi 4,1%. Data ini memberikan argumentasi bagi Federal Reserve (The Fed) untuk menjaga suku bunga tetap stabil, sambil juga memberikan optimisme kepada para investor terkait dengan perlambatan ekonomi AS.
Di dalam negeri, respons dari pasar terhadap langkah DPR RI yang menyetujui penggunaan Saldo Anggaran Lebih (SAL) sebesar Rp85,6 triliun untuk menutupi defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 disambut dengan baik. Kebijakan proaktif ini dianggap akan membantu meningkatkan stabilitas fiskal dan meningkatkan kepercayaan pasar terhadap ekonomi dalam negeri.
Sementara itu, di sektor saham, IHSG terbebani dengan 323 saham melemah, meskipun 260 saham menguat dan 207 saham stagnan. Volume perdagangan mencapai 17,4 miliar saham dengan total frekuensi perdagangan 858.815 kali, sedangkan nilai transaksi harian saham mencapai Rp 8,3 triliun. Mayoritas sektor saham mengalami pelemahan, dengan sektor infrastruktur menjadi yang terdampak terbesar. Namun, sektor energi, industri, keuangan, properti, dan teknologi mengalami kenaikan.