Dahulu, mobil membutuhkan empat hingga lima tahun sebelum diproduksi dari sketsa. Namun, di era mobil listrik, produsen mobil Cina telah memangkas waktu tersebut menjadi hanya dua tahun saja. Mereka menerapkan pendekatan peluncuran cepat mirip dengan model bisnis di Silicon Valley. Toyota, sebagai produsen mobil terbesar di dunia, terpengaruh oleh perubahan ini. Mereka sedang beradaptasi dengan pasar mobil listrik Cina yang kompetitif. Selama pengembangan sedan listrik bZ3 dengan BYD, Toyota mengalami kekaguman akan kecepatan dan budaya rekayasa yang berbeda dari Cina. Toyota yang terkenal karena keandalannya, harus menghadapi industri yang lebih cepat dan dinamis.
BYD, produsen mobil Cina yang berusia muda, mengesankan para pesaingnya dengan kecepatan dan fleksibilitas dalam mengubah desain di akhir pengembangan. Namun, Toyota tetap mempertahankan reputasinya sebagai produsen kendaraan yang tahan lama. BYD, yang telah menjadi merek global seperti Toyota, terus mengembangkan model mobil listriknya dengan berbagai fitur canggih. Mobil listrik BYD, seperti sedan bZ3 dan SUV bZ3X, menawarkan teknologi terbaru dengan harga yang terjangkau. Meskipun Toyota terkesan dengan kecepatan pengembangan BYD, namun Toyota tetap berpegang pada metode pengujian dan pengembangan yang lebih tradisional.
Produsen mobil Cina berhasil mempercepat proses pengembangan mobil dengan bekerja lebih efisien dan memanfaatkan teknologi simulasi dan kecerdasan buatan. Mereka mengatasi tantangan dengan pendekatan “gagal cepat” dan pengujian di dunia nyata yang lebih terfokus. BYD telah menetapkan target ambisius untuk melampaui Toyota dalam jumlah penjualan kendaraan global. Kedua produsen mobil ini membuktikan bahwa baik kecepatan pengembangan maupun kualitas yang diutamakan dapat menjadi faktor penentu dalam persaingan jangka panjang di industri mobil.
