Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menerima audiensi dari CEO baru ExxonMobil Indonesia, Wade Floyd, untuk memperkuat kerja sama strategis di sektor energi, hilirisasi industri, dan percepatan transisi menuju ekonomi rendah karbon. Dalam pertemuan tersebut, Airlangga menekankan pentingnya kerja sama energi strategis antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS) melalui peningkatan volume impor minyak mentah dan LPG. Kolaborasi ini diharapkan dapat mendukung ketahanan energi nasional dan menekan defisit neraca perdagangan sektor energi Indonesia dan AS.
Airlangga juga memaparkan bahwa sinergi dengan pelaku usaha global seperti ExxonMobil merupakan kunci dalam pembangunan ekonomi Indonesia yang tangguh, inklusif, dan berkelanjutan. ExxonMobil sendiri telah menegaskan komitmennya untuk berinvestasi senilai US$ 10 miliar di Indonesia, dengan fokus pada pembangunan kompleks petrokimia terintegrasi dan fasilitas Carbon Capture and Storage (CCS) di Pulau Jawa. Investasi ini diharapkan dapat menciptakan ribuan lapangan kerja selama konstruksi dan pekerjaan permanen berketerampilan tinggi setelah beroperasi.
Wade Floyd, CEO ExxonMobil Indonesia, telah memaparkan rencana investasi perusahaan serta langkah konkret ke depannya, sambil menyampaikan apresiasi atas dukungan Pemerintah Indonesia terhadap proyek energi yang telah dan akan terlaksana. Pertemuan ini turut dihadiri oleh Deputi Bidang Koordinasi Energi dan Sumber Daya Mineral Kemenko Perekonomian, Elen Setiadi. Dengan demikian, kerja sama antara Indonesia dan ExxonMobil diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam mendorong pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan meningkatkan posisi Indonesia dalam rantai pasok energi global.