H&M, produsen busana terkenal asal Swedia, melaporkan kinerja keuangan yang sedikit lebih kuat pada kuartal II 2025. CEO H&M, Daniel Erver, menekankan bahwa perusahaan lebih fokus pada profitabilitas daripada pertumbuhan penjualan. Laba operasi H&M mencapai 5,91 miliar crown Swedia atau sekitar Rp 10,1 triliun, melebihi perkiraan analis. Pihak perusahaan optimis dengan proyeksi peningkatan penjualan pada bulan Juni, setelah mengalami penurunan 6% pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Koleksi busana terbaru H&M diterima dengan baik oleh pelanggan, terutama gaun, blus, dan rok bermotif kotak-kotak yang menjadi tren musim ini. Selain itu, penjualan aksesori juga meningkat, terutama aksesori mini seperti tas, sepatu kets, dan ponsel yang dipengaruhi oleh tren media sosial.
Meskipun margin laba operasi H&M mengalami penurunan menjadi 10,4% dari 11,9% tahun sebelumnya, namun masih lebih baik dari perkiraan analis. Analis Alphavalue Jie Zhang menyatakan bahwa pencapaian margin yang lebih baik dari perkiraan memberikan sinyal positif kepada pasar. Strategi peningkatan merek H&M mulai menunjukkan hasil yang positif, menurut Zhang.