Rugi Besar: Raksasa Otomotif Jepang Tutup Pabrik-PHK 20.000 Pekerja

by -23 Views

Nissan Motor Co., pabrikan otomotif raksasa Jepang, sedang dihadapkan pada tantangan berat akibat krisis yang melanda perusahaan. Diperkirakan dalam rapat umum mendatang, para pemegang saham akan mengawasi dengan ketat rencana pemulihan yang ambisius yang akan disajikan perusahaan. Dalam dua dekade terakhir, Nissan mencatat kerugian finansial terparah dengan saham yang turun 36% dalam setahun terakhir dan pembayaran dividen yang ditangguhkan. Dengan kerugian bersih sebesar US$4,5 miliar pada tahun fiskal sebelumnya, Nissan tidak memberikan proyeksi laba tahunan penuh dan memperkirakan kerugian sebesar 200 miliar yen ($1,38 miliar) pada kuartal pertama tahun ini.

Untuk mengatasi situasi ini, Nissan meluncurkan rencana restrukturisasi besar-besaran yang dikenal sebagai “Re:Nissan”. Langkah-langkah drastis seperti penutupan tujuh lokasi produksi global dan pemangkasan 11.000 hingga 20.000 pekerjaan di seluruh dunia akan dilakukan. Para pemegang saham diharapkan akan mengekspresikan kekecewaan mereka terhadap performa perusahaan dan menuntut akuntabilitas dari manajemen. CEO Nissan yang baru, Ivan Espinosa, akan berada di bawah sorotan untuk meyakinkan para investor bahwa strategi yang diusung mampu membalikkan keadaan.

Nissan berkomitmen untuk fokus pada pengurangan biaya, peningkatan efisiensi produksi, dan percepatan pengembangan kendaraan baru. Mereka juga akan lebih fokus pada ekspansi kendaraan listrik (EV) dan model-model hybrid e-Power untuk mendongkrak penjualan, terutama di pasar seperti Indonesia yang terus menurun. Meskipun rencana ini terdengar menjanjikan, implementasinya menjadi kunci sukses. Nissan harus dapat menunjukkan hasil nyata dalam waktu singkat untuk memulihkan kepercayaan pasar di tengah persaingan yang semakin ketat dari merek-merek China.

Keputusan penutupan pabrik dan pemangkasan pekerjaan tentu saja menimbulkan kekhawatiran dari serikat pekerja dan pemerintah daerah. Meski sulit, keputusan tersebut dipandang perlu untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi Nissan. Tantangan tidak hanya datang dari internal perusahaan, tetapi juga dari dinamika pasar global yang harus dihadapi Nissan dengan adaptif. Menjalankan rencana dengan sukses menjadi kunci bagi Nissan untuk bangkit dari krisis yang sedang dihadapi.

Source link