Satgas Marinir Pengamanan Ambalat XXX menerima satu pucuk senjata api rakitan dari seorang warga di Sebatik, Nunukan, Kalimantan Utara, Sabtu (7/6). Komandan Satgas Marinir Pengamanan Ambalat XXX, Kapten (Mar) Oki Prabowo, mengungkapkan seorang petani sawit berinisial R (46) menyerahkan satu pucuk senjata api rakitan jenis laras panjang beserta dua butir amunisi secara sukarela kepada prajurit satgas di pos Marinir Sei Pancang. Penyerahan senjata api rakitan ini merupakan bentuk kesadaran hukum dan kepedulian warga perbatasan terhadap keamanan lingkungan. Hal ini juga menunjukkan efektivitas kegiatan penggalangan teritorial dan komunikasi sosial yang dilakukan secara rutin oleh prajurit satgas kepada warga di daerah perbatasan.
Dalam kurun waktu hampir 30 tahun, Korps Marinir telah menempatkan prajuritnya di daerah-daerah perbatasan seperti di Blok Ambalat, yang merupakan daerah perbatasan Indonesia dan Malaysia, serta ke pulau-pulau terluar yang sebagian besar tidak berpenduduk. Beberapa pulau terluar yang dijaga oleh pasukan Marinir meliputi Pulau Sekatung di Kepulauan Natuna, Pulau Nusa Barung di Jember, Pulau Dana, dan Pulau Batek. Pulau Nusa Barung di Kabupaten Jember, Jawa Timur, berada di wilayah terdepan Indonesia yang berbatasan langsung dengan Australia. Sementara itu, Pulau Dana di Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur, dan Pulau Batek merupakan pulau terluar Indonesia yang berbatasan dengan negara tetangga.
Indonesia, sebagai negara kepulauan, terdiri dari lebih dari 17.000 pulau dengan sebagian besar tidak berpenghuni. Hanya sekitar 7.000 pulau yang dihuni, menegaskan pentingnya kehadiran pasukan Marinir dalam menjaga kedaulatan dan keamanan di daerah perbatasan.