NATO Warning Terbaru: Ancaman Rusia & China, Saran Ekstrem!

by -62 Views

Pertemuan menteri luar negeri negara anggota NATO di Antalya, Turki, pada Kamis (15/5/2025) memunculkan perdebatan sengit terkait ketegangan geopolitik global yang semakin meningkat. Diskusi utama difokuskan pada usulan Amerika Serikat untuk menaikkan belanja pertahanan sebagai respons terhadap ancaman dari Rusia, terorisme, dan pengaruh militer China. Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte, menekankan perlunya langkah cepat dalam meningkatkan investasi pertahanan sebagai respons terhadap perubahan ancaman global. Ia memperingatkan bahwa Rusia mungkin akan membangun kembali kekuatan militernya dalam waktu tiga hingga lima tahun setelah perang di Ukraina berlalu.

Salah satu usulan terkini berasal dari Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Marco Rubio, yang mendorong negara-negara NATO untuk mengalokasikan hingga 5% dari PDB mereka untuk pertahanan pada tahun 2032. Usulan tersebut mencakup 3,5% untuk belanja militer inti dan tambahan 1,5% untuk infrastruktur pendukung seperti pelabuhan, jembatan, dan jaringan logistik. Rubio menekankan pentingnya investasi tersebut untuk membangun kemampuan pertahanan abad ke-21, termasuk infrastruktur siber dan sistem logistik modern.

Dalam diskusi di Antalya, selain isu-isu belanja, juga dibahas arah geopolitik yang lebih luas, termasuk pembicaraan antara Rusia dan Ukraina yang baru dimulai setelah lebih dari 3 tahun. Meskipun Presiden Trump telah mendorong pertemuan antara kedua pemimpin, Kremlin menolak tawaran tersebut. Rubio pun menyatakan bahwa satu-satunya harapan untuk memecah kebuntuan tersebut adalah melalui Presiden Trump.

Perdebatan di Antalya juga menyoroti arah strategis NATO yang mengalihkan fokusnya ke arah China. Meskipun NATO secara resmi tidak memiliki mandat keamanan di Asia, pertanyaan tentang relevansi aliansi ini dalam tantangan global yang lebih luas mulai muncul setelah berakhirnya misi NATO di Afghanistan. Sekretaris Jenderal Mark Rutte menyatakan pentingnya pernyataan bersama NATO yang menggambarkan ancaman dari Rusia dan Ukraina dalam struktur keamanan Eropa. Meskipun Washington menolak wacana keanggotaan Ukraina di NATO, upaya diplomasi regional terus dilakukan, termasuk pertemuan bilateral antara Menteri Luar Negeri Suriah dan Menteri Amerika Serikat dalam pertemuan di Antalya.

Source link