PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) telah menandatangani Joint Study Agreement (JSA) dengan perusahaan energi asal Turki, Zorlu Enerji Elektrik Üretim A.Ş. Penandatanganan tersebut dilakukan di Ankara, Turki, dan disaksikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto, serta Menteri Pertanian dan Kehutanan Turki İbrahim Yumaklı. Kolaborasi antara kedua perusahaan ini merupakan langkah konkret dalam mendorong kerja sama di sektor energi baru dan terbarukan, khususnya dalam pengembangan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Wilayah Izin Panas Bumi milik Zorlu Enerji di Turki.
Direktur Utama PGEO, Julfi Hadi, menyatakan bahwa JSA dengan Zorlu Enerji ini merupakan langkah penting untuk memperkuat arah strategis Indonesia dan Turki dalam mempercepat transisi energi bersih secara global. Dengan harapan membangun sistem energi bersih yang lebih berdaulat, stabil, dan progresif, kerja sama ini diharapkan dapat membuka peluang bagi kedua negara dalam mempercepat transfer teknologi, membangun rantai pasok industri panas bumi di dalam negeri, serta menarik investasi pengembangan energi baru dan terbarukan.
Kesepakatan kerja sama antara PGE dan Zorlu Enerji ini juga merupakan lanjutan dari Nota Kerja Sama yang ditandatangani oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam Republik Turki. Indonesia dan Turki telah sepakat untuk saling memperkuat ketahanan energi dari masing-masing negara.
Panas bumi di Indonesia bukan hanya sekadar sumber daya energi terbarukan, namun juga telah menjadi aset strategis nasional. Dengan potensi cadangan mencapai 24 gigawatt (GW), Indonesia memiliki kesempatan untuk menjadi pemain besar dalam memimpin transisi energi bersih secara global. Melalui kerja sama dengan Zorlu Enerji, Indonesia berharap dapat menjalankan komitmen untuk mewujudkan Net Zero Emission sebelum tahun 2060.
PGE memiliki pengalaman lebih dari 40 tahun dalam industri panas bumi dan berencana untuk meningkatkan kapasitas terpasang menjadi 1 GW dalam dua tahun ke depan, serta 1,7 GW pada tahun 2034. Sementara itu, JSA dengan Turki diharapkan tidak hanya memperkuat kerja sama antara kedua negara, tetapi juga membuka peluang kerjasama baru bagi PGE. Kolaborasi ini merupakan upaya nyata PGE dalam mempercepat pemanfaatan panas bumi secara optimal, sekaligus mendorong pengembangan teknologi energi baru dan terbarukan di Indonesia.