Restoran waralaba Hooters of America telah mengajukan kebangkrutan di Texas pada Senin (31/3/2025) untuk mengatasi utangnya sekitar Rp6,2 triliun. Menurut Reuters pada Rabu (2/4/2025), Hooters berencana menjual semua restoran kepada grup waralaba yang didukung oleh para pendiri perusahaan. Kelompok pembeli ini memiliki dukungan dari para pendiri awal Hooters, yang bertujuan untuk mengembalikan Hooters ke akarnya. Neil Kiefer, anggota kelompok pembeli dan CEO Hooters di Clearwater, Florida, menyatakan bahwa pengalaman 30 tahun mereka di Hooters memberikan pemahaman mendalam tentang kebutuhan pelanggan.
Hooters dan restoran kasual lainnya mengalami tantangan dalam beberapa tahun terakhir akibat inflasi, biaya tenaga kerja dan makanan yang tinggi, serta penurunan pengeluaran konsumen di Amerika. Perusahaan saat ini mengoperasikan 151 lokasi langsung dan 154 restoran lainnya dioperasikan oleh pewaralaba, terutama di Amerika Serikat. Hooters berencana menjual semua lokasi milik perusahaan kepada grup pembeli yang terdiri dari dua pewaralaba Hooters yang mengoperasikan lokasi berkinerja tinggi di AS. Hooters tidak mengungkapkan harga pembelian transaksi tersebut, yang masih harus disetujui oleh hakim kebangkrutan AS.
Didirikan pada tahun 1983, Hooters terkenal dengan sayap ayamnya dan seragam pelayannya yang khas. Perusahaan berharap untuk menyelesaikan transaksi dan keluar dari kebangkrutan dalam waktu tiga hingga empat bulan, dengan mempersiapkan pembiayaan sekitar US$35 juta dari pemberi pinjaman yang ada. Beberapa restoran waralaba lainnya juga telah mengalami kesulitan akibat kenaikan biaya pada tahun 2024. Restoran terkenal seperti TGI Fridays, Red Lobster, Buca di Beppo, dan Rubio’s Coastal Grill juga mengajukan kebangkrutan tahun lalu akibat kenaikan harga restoran yang telah melampaui kenaikan harga konsumen secara keseluruhan menurut Federal Reserve Bank of St. Louis.