Upaya tanggap darurat gempa bumi yang mengguncang Myanmar dengan kekuatan 7,7 M dihadapi oleh kendala serius akibat kurangnya pasokan medis. Badan kemanusiaan PBB, OCHA, melaporkan bahwa bantuan kemanusiaan mendesak diperlukan untuk mendukung para korban yang terdampak. Pasokan medis yang sangat terbatas, termasuk kantong darah, obat-obatan, dan tenda untuk petugas kesehatan, menjadi hambatan utama dalam upaya tanggap darurat. Selain itu, rumah sakit dan fasilitas kesehatan di wilayah yang terkena dampak mengalami kerusakan yang parah.
Kerusakan infrastruktur, gangguan komunikasi, dan akses terhadap korban yang terluka menjadi masalah serius dalam respons darurat. OCHA juga melaporkan bahwa ribuan orang terpaksa menghabiskan malam di jalanan atau ruang terbuka karena rumah mereka rusak atau hancur. Di beberapa wilayah di Myanmar, seperti Mandalay, Magway, dan Naypyidaw, upaya medis dan bantuan kemanusiaan sedang berlangsung intensif untuk membantu korban gempa.
Upaya koordinasi tengah dilakukan untuk meningkatkan respons darurat di tengah kebutuhan yang mendesak. Sebuah konvoi 17 truk kargo dari China dijadwalkan tiba esok dengan membawa bantuan berupa tempat penampungan dan pasokan medis. OCHA juga memperhatikan bahwa masyarakat di wilayah selatan negara bagian Shan sangat membutuhkan pakaian, selimut, dan makanan. Dengan kondisi yang semakin genting, bantuan kemanusiaan dari berbagai pihak diharapkan dapat memberikan solusi bagi korban gempa bumi di Myanmar.